Memulihkan Keuangan setelah Lebaran, Simak Tips Cerdas Dosen UM Surabaya
Arin Setyowati, foto: um surabaya
UM Surabaya

Kegembiraan berlebaran telah berlalu. Merupakan paling ditunggu untuk dirayakan oleh seluruh umat Muslim bersama sanak keluarga itu, tak dipungkiri memerlukan dana yang tidak sedikit.

Di antaranya, biaya perjalanan mudik dan balik, bingkisan dan amplop Lebaran, keperluan pakaian baru, hidangan dan makanan, biaya zakat dan lainnya.

Guna mengembalikan kondisi keuangan pasca Lebaran supaya tetap di ambang batas sehat menjadi langkah penting untuk segera dilakukan.

Arin Setyowati, pakar Ekonomi Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, membeberkan tips cerdas memulihkan keuangan setelah Lebaran.

Pertama, melakukan evaluasi pengeluaran selama lebaran. Hal ini dilakukan dengan cara mencatat semua pengeluaran yang telah dilakukan selama Lebaran.

“Dari jumlah total pengeluaran tersebut dapat menjadi basis data untuk melakukan penilaian perilaku keuangan ke depan, baik melakukan penyesuaian anggaran guna menghindari pengeluaran yang membengkak,” kata Arin, Kamis (25/4/2024).

Kedua, mengatur ulang keuangan. Setelah melakukan evaluasi pengeluaran selama Lebaran, maka selanjutnya perlu menyusun ulang anggaran bulanan berikutnya.

“Hal tersebut dilakukan dengan memprioritaskan alokasi dana untuk kebutuhan yang penting, yakni kebutuhan pokok dibanding kebutuhan sekunder maupun tersier,” ujar dia.

Ketiga konsisten berinvestasi, menabung dan bersedekah. Guna memulihkan keuangan yang terkuras selama Lebaran lalu, maka langkah berikutnya adalah komitmen dalam berinvestasi dan menabung guna mengisi ulang pos dana darurat yang mungkin lebaran lalu terpakai hingga membayar utang selama Lebaran.

“Selain itu, meneruskan kebiasaan bersedekah yang sudah dimulai selama Ramadan guna memberikan dampak sosial di sekitar,” terang dia.

Keempat, berupaya mencari pendapatan tambahan. Sebagai langkah kuratif guna mengatur arus keuangan agar segera pulih setelah terkoyak-koyak selama Lebaran adalah mencari pundi-pundi pendapatan lain.

Baik melalui cara memanfaatkan hobi misalnya menulis, freelancer, fotografi hingga open PO kue dan jajanan.

“Terakhir disiplin mengatur keuangan. Dari langkah-langkah yang telah dilakukan tersebut akan menjadi tidak berguna jika tanpa komitmen untuk disiplin dalam mengatur keuangan keluarga,” tandasnya. (ded)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini