*) Oleh: Dr. Nurbani Yusuf
Bermula dari surah at Taubah-100, diskursus masa salaf dibincang hangat:
‘Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari kalangan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah telah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya; dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar (QS. 9:100)
Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda: “Sebaik-baik periode adalah periodeku. Kemudian periode setelahku dan periode setelahnya.”
***
Kemudian para ulama bersepakat bahwa masa salaf itu berakhir pada tahun 300 Hijriah dengan asumsi berakhirnya masa hidup tabi’in at tabi’in.
Mmasaku (para sahabat nabi) kemudian setelahku (para tabiin ) kemudian setelahku (tabbin at tabiin).
Inilah yang disepakati sebagai masa salaf sesuai hadits sahih riwayat Imam Bukhari. Periode terbaik yang diridai Allah tabaraka wataala bukan periode setelahnya.
Periode ulama salaf masa imam madzab, ulama kalam, tasawuf dan ahli hadis yang sangat berpengaruh, di antaranya:
1). Imam Hasan Bashri lahir 21 hijrah
2). Imam Hanafi lahir:80 hijrah
3). Imam Malik lahir: 93 hijrah
4). Imam Syafie lahir:150 hijrah
5). Imam Ahmad lahir:164 hijrah
6). Imam Bukhari lahir 194 hijrah
7). Imam Muslim lahir 202 hijrah
8). Imam Asy’ari lahir: 240 hijrah
Para imam ini adalah para ulama salaf original, para pengikut sahabat dan tabiin — dengan berbagai disiplin ilmu dan keahlian nya, yang hidup dalam rentang sebelum 300 hijrah. Itulah masa salaf yang sesungguhnya.
Adapun masa setelah 300 hijrah disebut masa khalaf atau muttaakhirin— untuk membedakan dengan masa salaf atau periode mutaqadimin.