Makna Ibadah Haji dalam Cinta
foto: adli wahid ccliicense4.0
UM Surabaya

*) Oleh: Drs. H. Alif Syarifuddin Ahmad, M.Hum,
Koordinator Pondok Pesantren Subulussalam Kelas Masa Keemasan/Lansia Kota Tegal

Ibadah haji merupakan impian seorang muslim yang beriman sepanjang hidupnya. Ia dengan sabar rela menunggu walau harus berkorban dengan waktu, harta, menjaga kesehatan, bahkan menepis segala keinginan lain untuk mewujudkan cinta melaksanakan ibadah haji. Perjuangan yang tidak boleh dianggap remeh dan dipandang sebelah mata.

Hari ini, ada sebagian jamaah kami yang telah bersusah-payah dalam kehidupan sehari-harinya rela untuk lebih mewujudkan impiannya, mengumpulkan rupiah demi rupiah dari hasil keringatnya sendiri, ibu lansia yang janda dengan sabar mengumpulkan uang dan ditabung.

Dari hari berganti hari, pekan berganti bulan, hingga saatnya tiba, Ibu Darih dengan tersenyum bisa melunasi pendafrtaran karena telah mencapai angka Rp 25.000. Dua belas tahun yang lalu berjuang hingga hari ini menunggu impian datang.

Senyum bahagia telah memenuhi wajah ibu Darih. Tapi Qodarullah ibu Darih yang sudah terdaftar berangkat tahun ini harus ikhlas tidak bisa melaksanakan Ibadah haji  saat proses persyaratan kesehatan dan membutuhkan pengobatan intensif hingga wafat.

Tentu banyak ibu Darih yang lain yang telah bersusah-payah, sabar menunggunya dan tidak bisa berangkat Ibadah haji. Ibu Darih adalah jamaah KBIH Aisyiyah Kota Tegal yang wafat hingga tidak bisa berangkat ibadah haji tahun ini.  Ia di dunia cita-citanya telah berakhir dan impiannya tidak terlaksana, tetapi Insya Allah akan meraih hasil mujahadahnya dengan bahagia di akhirat kelak

Tahun 2024, banyak jamaah haji yang dengan sabar rela menunggu hingga 12 tahun. Mereka mempunyai semangat tinggi dengan harapan cinta akan terwujud agar dapat melaksanakan ibadah haji dengan semangat dan semakin bahagia, sehat, berkah, serta bermanfaat.

Hikmah terbesar dari ibadah haji di antaranya adalah memenuhi panggilan Allah sebagai puncak ibadah dalam rukun Islam. Tentu perjuangan para hujjaj selanjutnya adalah ketika terus menjaga kemabruran haji dengan cinta. Sumber cinta bagi orang yang telah melaksanakan ibadah haji adalah ilmu, ibadah, rezeki yang halal, sabar, dan syukur.

Di bulan haji yang penuh kemuliaan ini, kaum muslimin berbondong-bondong menjawab seruan yang diserukan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihis salam atas perintah Allah,

وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ ۙ

“Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh.” (QS. Al-Hajj: 27)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini