Gelombang dukungan untuk perdamaian di Palestina tidak hanya mengalir dari masyarakat Islam, melainkan juga dari berbagai penganut ajaran lain dari seluruh dunia, termasuk dari rakyat Amerika Serikat.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Amerika Serikat, Nana Firman. Nana menjelaskan, mahasiswa yang berasal dari berbagai universitas di AS sampai sekarang masih melanjutkan aksi untuk menolak genosida oleh Zionis Israel kepada rakyat Palestina.
Aksi serupa juga dilakukan oleh mahasiswa yang berasal dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) di seluruh Indonesia. Menariknya, jika di Indonesia mendapat dukungan dari pimpinan kampus atau rektor PTMA, namun di beberapa kampus di AS pimpinannya menolak aksi demo tersebut.
Meskipun demikian, kata Nana, pimpinan atau rektor universitas di AS menolak, tapi para dosen dan profesor dari beberapa kampus di sana mendukung aksi yang dilakukan oleh mahasiswa untuk mendukung Palestina, dan melawan Zionis Israel atas genosida yang dilakukan.
Nana Firman menjelaskan, meskipun secara konstitusi AS mendukung Zionis Israel, tapi rakyat AS tidak menyetujui atas yang dilakukan Israel kepada Palestina. Menurutnya, para mahasiswa ini juga tidak terpengaruh oleh media-media mainstream di AS yang mendukung Israel.
“Di sini tidak bisa lagi menutup mata, kalau dulu mungkin masih banyak di brainwash, doktrinasi terhadap masyarakat Amerika. Tapi Gen Z ini adalah generasi yang beda, mereka tidak mengambil berita-berita dari yang biasanya kita dapatkan, mereka pakai sosial media,” kata Nana pada (15/5/2024) di saluran TVMU.
Salah satu tuntutan yang diajukan oleh para mahasiswa di AS untuk mendukung Palestina adalah meminta supaya donatur atau investor di berbagai lini termasuk di kampus-kampus mereka yang merupakan pendukung zionis untuk dihentikan. Sebab banyak produk penelitian dan lain sebagainya yang menguntungkan kelompok Zionis Israel.
Tidak hanya itu, mahasiswa internasional di AS juga ikut turun aksi, di mana sebelumnya mereka dilarang dengan ancaman pencabutan visa. Namun kini mereka juga ikut turun aksi, tentu dengan didukung oleh pengacara di sana yang siap memberikan bantuan hukum ketika mereka mengalami masalah.
“Semuanya kolaborasi, semuanya dengan yang mereka punya makanan gitu bisa kasih makanan, yang punya minuman kasih minuman, misalnya mereka lawyer mereka kasih gitu servisnya. Jadi setiap orang semuanya, setiap komunitas mendukung,” kata Nana Firman.
Nana menegaskan, dukungan yang diberikan untuk Palestina tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa muslim saja, tapi juga mahasiswa dari agama lain, bahkan juga yang mengaku tidak beragama. Tidak hanya itu, komunitas mahasiswa yang beragama Yahudi juga mendukung aksi bela Palestina dan menghentikan genosida oleh Zionis Israel. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News