*) Oleh: Zainal Arifin,
Anggota Korps Mubaligh Muhammadiyah PDM Sampang
Guru para dai atau mubaligh dakwah itu adalah Rasulullah saw. Dalam perjalanan dakwahnya beliau selalu dihadapkan dengan berbagai peristiwa yang beraneka ragam. Mulai dari percobaan pembunuhan, pelecehan hingga tingkah aneh umatnya dikarenakan kebodohan dan jauhnya mereka dari bimbingan agama.
Suatu hari, Rasulullah saw bersama para sahabatnya sedang duduk di sebuah masjid. Mereka dikejutkan dengan kehadiran orang asing dengan tingkah laku yang aneh pula. Di hadapan mereka terlihat seseorang berkebangsaan Arab Badui memasuki masjid lalu kencing di salah satu sudut masjid karena mengira bahwa itu tanah lapang
Tak heran, kelakuan orang Badui ini membuat para sahabat Nabi marah. Ungkapan bernada keras pun keluar dari lidah mereka. Para sahabat hendak mencegah air najis si Badui mengotori kesucian masjid.
Menanggapi kejadian tersebut, Rasulullah sang pemilik akhlak mulia tetap tenang. Beliau justru melarang reaksi sahabatnya yang berlebihan itu dan membiarkan si Badui menuntaskan buang air kecilnya. Usai kencing, Nabi pun memanggil orang Arab Badui itu dan menasihatinya.
“إِنَّ هذِهِ الْمَسَاجِدَ لاَ تَصْلُحُ لِشَيْءٍ مِنْ هذَا الْبَوْلِ وَلا الْقَذَرِ، إِنَّمَا هِيَ لِذِكْرِ الله – عزّ وجل -، وَالصَّلاَةِ، وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ”.
“Mas, masjid itu gak pantas buat dikencingi dan dikotori. Masjid itu tempat zikir kepada Allah, salat, dan membaca Al-Qur’an.”
Untuk sahabat yang memang sudah paham, beliau tambahkan pemahaman mereka dengan ilmu tentang cara membersihkan najis dan kotoran sebagaimana perintah beliau:
“أهريقوا على بولهِ ذَنوباً من ماء “.
“Berdirilah, ambilkan seember air dan guyurlah air kencing tersebut,” tutur Nabi kepada para sahabat.
Mereka kemudian bangkit dan melaksanakan perintah ini.
Lalu beliau menjelaskan alasan mengapa penyikapan Rasulullah terhadap kemungkaran seperti hal tersebut? Beliau memberikan pencerahan kepada para sahabatnya:
فإنما بُعِثتم مُيسِّرين ولم تُبعثوا مُعسرين
“Sesungguhnya kalian diutus untuk memberi kemudahan dan tidak diutus untuk membuat kesulitan,” pesan Nabi selanjutnya.