*) Oleh: Imron Nur Annas, MH,
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Nganjuk
Sa’ad As-Salmi merupakan seorang sahabat Rasulullah yang seluruh hidupnya dibaktikan dalam perjuangan agama demi kejayaan Islam. Suatu ketika Sa’ad As-Salmi bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, apakah hitamnya kulit dan buruknya wajahku akan menghalangiku masuk surga?”
Pertanyaan yang dilontarkan Sa’ad As-Salmi kepada Rasulullah menyiratkan rasa putus asa atas kenyataan yang menimpanya sebagai manusia biasa. Secara fisik, memang Sa’ad As-Salmi bisa dibilang amat jauh untuk dikatakan memiliki wajah yang tampan apa lagi sempurna terlebih lagi kulitnya yang hitam pekat.
“Tentu tidak wahai Sa’ad As-Salmi, demi Dzat yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang yang diriku dalam genggaman dan kekuasaan-Nya. Sungguh, apakah engkau tidak percaya sama sekali kepada Tuhanmu dan apa yang dibawa oleh Rasul-Nya?” jawaban Rasulullah kepada Sa’ad As-Salmi sambil menduga-duga apa maksud dibalik pertanyaan yang begitu sederhana ini.
Sa’ad As-Salmi merespon jawaban Rasulullah sambil berucap, “Demi Dzat yang telah memuliakanmu dengan Kenabian, sungguh benar-benar aku telah bersaksi bahwa tiada tuhan yang patut disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Rasulullah saya sudah mengajukan lamaran kepada beberapa orang yang ada di hadapanmu dan mereka yang tidak menyertaimu, akan tetapi semuanya menolak lamaranku untuk meminang putrinya dikarenakan mereka tidak bisa menerima kulitku yang hitam pekat dan buruknya wajahku. Sebenarnya Bani Tsaqif sudah cukup untukku, akan tetapi mereka juga menolak dikarenakan tidak sukanya mereka dengan kulitku yang hitam dan rupaku yang jelek ini”.
Rupanya alasan inilah yang mendorong Sa’ad As-Salmi bertanya kepada Rasulullah perihal surga, Sa’ad As-Salmi begitu tidak percaya diri dengan keadaan yang dialaminya. Sehingga Sa’ad As-Salmi memberanikan dirinya untuk bertanya kepada Rasulullah.
Mendengar alasan Sa’ad As-Salmi melontarkan pertanyaannya, kemudian Rasulullah bertanya kepada para sahabat yang sedang memperhatikan percakapan Rasulullah dengan Sa’ad As-Salmi, “Adakah Amr bin Wahab sekarang?” Amr bin Wahab adalah salah seorang sahabat Rasulullah dari Bani Tsaqif dan baru saja memeluk agama islam.
“Tidak ada Ya Rasulullah,” jawab para sahabat.
Kemudian Rasulullah bertanya kepada Sa’ad As-Salmi, “Apakah kamu mengetahui tempat kediaman Amr bin Wahab?”
“Ya, saya mengetahui rumahnya”. Jawab Sa’ad As-Salmi dengan tanggap.
“Pergilah ke rumahnya, lalu ketuk pintu rumahnya dengan ketukan yang lembut dan ucapan salam. Kemudian setelah engkau masuk, sampaikan salamku kepadanya bahwa Rasulullah akan menikahkanmu dengan putrinya”.
Perintah Rasulullah ini akhirnya dilaksanakan oleh Sa’ad As-Salmi dengan penuh keyakinan dan percaya diri. Tapi ternyata, Amr bin Wahab menolak i’tikat baik Sa’ad As-Salmi untuk meminang putrinya meskipun itu perintah Rasulullah.