Dosen UM Surabaya Beri 4 Tips Berhenti dari Kecanduan Judi Online
Ilustrasi judi online. foto: b1/muhammad reza
UM Surabaya

Judi online makin menjadi masalah yang serius. Ini menyusul banyaknua orang kecanduan judi online hingga memengaruhi kehidupannya.

Mereka terlilit masalah keuangan, hubungan yang gagal, dan kondisi kesehatan mental yang buruk.

Bahkan, kejadian terbaru, akibat judi online mengakibatkan kejadian mengerikan seperti yang terjadi pada polwan yang membakar suami di Mojokerto.

Dosen Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya Fatkur Huda membagikan empat tips agar seseorang berhenti dari kecanduan judi online.

Pertama, bangun kesadaran diri. Dalam hal ini seseorang menyadari bahwa judi online merupakan tindakan yang salah, sehingga bisa menjadi persoalan dalam setiap individu, Fatkur menghimbau agar seseorang menyadari akan dampaknya terhadap kehidupan.

“Seperti persoalan keuangan yang semakin tidak stabil, hubungan keluarga yang tidak lagi harmonis karena menyimpan kebohongan. Tak hanya itu, hal ini juga akan memberikan pengaruh terhadap kesehatan mental,” tandas Fatkur, Senin (10/6/2024)

Kedua, batasi akses ke judi online. Lakukan pembatasan dengan melakukan pemblokiran aplikasi atau software yang dapat memberikan akses pada situs judi online, sehingga seseorang tidak memiliki akses yang mudah ke ruang tersebut untuk berjudi.

“Hal itu dapat diganti dengan kebiasaan yang dapat memberikan dampak positif seperti membaca, olahraga maupun terlibat dalam aktivitas sosial yang lain yang dapat membantu seseorang dalam memberikan kegiatan positif,” terang Fatkur.

Ketiga kenali pemicu judi online. Buat jadwal harian yang terstruktur untuk menjaga agar tetap sibuk dan identifikasi situasi atau kondisi yang memicu keinginan untuk berjudi dan sebisa mungkin hindari situasi tersebut.

Keempat, konsultasikan kepada profesional. Pertimbangkan untuk sebisa mungkin berkomunikasi dengan konselor atau terapis yang berpengalaman dalam menangani kecanduan.

“Jika perlu seseorang dapat meminta bantuan profesional kesehatan mental untuk dapat dukungan yang lebih mendalam,” pungkas Fatkur. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini