Kemapanan Hidup di Atas Kemaksiatan Besar
UM Surabaya

Alquran memotret adanya sebuah komunitas yang hidup sejahtera di atas kemaksiatan besar.

Dikatakan berada di atas kemaksiatan besar karena mereka hidup sejahtera, segala kebutuhan hidup tercukupi, namun mereka bukan mengagungkan Sang Pemberi kehidupan.

Mereka justru menyembah kepada makhluk ciptaan Allah. Kaum Saba’ dipimpin seorang perempuan, hidup dalam keadaan sejahtera, segala kebutuhan hidup tercukupi.

Bukannya menyembah Allah, mereka justru menyembah matahari. Kondisi ini mendorong Nabi Sulaiman untuk memperingatkannya, dengan mengirimkan pasukan bila tidak menghentikan penyembahan kepada matahari.

Hal ini juga dilakukan oleh Nabi Muhammad ketika melihat kaum Quraisy hidup dalam kemapanan dan menyembah berhala, sehingga Nabi datang memberi peringatan adanya bencana besar.

Orientasi Akhirat

Manusia diciptakan bukan hanya sekedar mencari kemapanan di dunia tetapi memperoleh kebahagiaan di akhirat.

Dunia merupakan sarana untuk mendapatkan kebahagiaan akhirat dengan menyembah kepada Allah, bukan menyembah kepada makhluk-Nya.

Penyimpangan atas penyembahan kepada Allah digambarkan Alquran dengan baik. Alquran menunjukkan adanya komunitas yang memperoleh anugerah Allah dengan berbagai fasilitas untuk menopang kehidupan.

Masyarakatnya dipimpin seorang perempuan dan hidup dalam kemapanan, namun menyembah kepada matahari. Hal ini diabadikan Allah sebagaimana firman-Nya:

اِنِّيْ وَجَدْتُّ امْرَاَ ةً تَمْلِكُهُمْ وَاُ وْتِيَتْ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ وَّلَهَا عَرْشٌ عَظِيْمٌ

“Sungguh, kudapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar.” (QS. An-Naml : 23)

Namun di tengah kemapanan hidup, komunitas ini justru melakukan ritual peribadatan yang menyimpang.

Dikatakan menyimpang, karena penduduknya menyembah matahari padahal matahari bukanlah penopang dan pemberi kehidupan mereka.

Mereka hidup sejahtera tanpa kekurangan apapun karena karunia Allah. Menyembah matahari bukanlah cara yang benar dalam mengekspresikan tanda syukur. Menyembah dan mengagungkan Allah yang seharusnya mereka lakukan, justru ditinggalkan.

Hal ini dinarasikan Allah sebagaimana firman-Nya:

وَجَدْتُّهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُوْنَ لِلشَّمْسِ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطٰنُ اَعْمَا لَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيْلِ فَهُمْ لَا يَهْتَدُوْنَ

“Aku (burung Hud-hud) dapati dia dan kaumnya menyembah matahari, bukan kepada Allah; dan setan telah menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan (buruk) mereka, sehingga menghalangi mereka dari jalan (Allah), maka mereka tidak mendapat petunjuk,” (QS. An-Naml : 24)

Seekor burung saja menyadari adanya keanehan ketika melihat satu komunitas manusia menyembah matahari. Padahal manusia lebih mulia daripada matahari, tetapi kondisinya justru berbalik.

Hal ini dilaporkan kepada Nabi Sulaiman, sehingga beliau mengirim surat guna meluruskan perilaku menyimpang mereka. Beliau pun mengancam akan mengirim pasukan besar dan kuat bila tidak mengikuti ajakannya.

Berdakwah Tauhid

Apa yang dilakukan Nabi Sulaiman, juga dilakukan oleh Nabi Muhammad. Quraisy mengalami kemapanan hidup namun mereka menyembah berhala.

Nabi Muhammad pun menegur dan memperingatkan kaum Quraisy agar meninggalkan kemaksiatan besar.

Perintah Allah kepada nabi untuk menyampaikan dakwah secara terbuka dan penyembahan yang benar dinarasikan Allah sebagaimana firman-Nya:

فَا صْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَ اَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ

“Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik.” (QS. Al-Hijr : 94)

Setelah mendapat perintah dakwah secara terbuka, nabi langsung bertindak dan mengundang mereka secara langsung. Dari atas bukit, Nabi berseru dengan memanggil keluarga dekat dan keluarga besar suku Quraisy.

Nabi pun bertanya kepada mereka :

أرَأَيْتَكُمْ لو أخْبَرْتُكُمْ أنَّ خَيْلًا بالوَادِي تُرِيدُ أنْ تُغِيرَ علَيْكُم، أكُنْتُمْ مُصَدِّقِيَّ؟ قالوا: نَعَمْ، ما جَرَّبْنَا عَلَيْكَ إلَّا صِدْقًا، قالَ: فإنِّي نَذِيرٌ لَكُمْ بيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيدٍ

“Bagaimana pendapat kalian seandainya aku menyampaikan bahwa di belakang lembah ini ada pasukan berkuda yang bermaksud menyerang kalian?” Mereka pun menjawab: Benar, kami tidak pernah mendapati kamu kecuali berkata benar. Nabi berkata: Sesungguhnya aku memperingatkan kalian adanya azab yang sangat besar.”

Nabi secara tegas menyatakan ancaman besar bila tidak meninggalkan penyembahan berhala.

Quraisy berkeyakinan bahwa hidup mereka dalam kemapanan dan terpenuhi segala kebutuhannya karena menyembah berhala.

Namun Nabi menyatakan bahwa menyembah berhala merupakan perbuatan maksiat yang akan mendatangkan adzab yang sangat dahsyat.

Apa yang terjadi pada kaum Nabi Sulaiman yang menyembah matahari, dan Quraisy yang menyembah berhala memang terlihat membawa kemapanan.

Namun hal itu merupakan kejahatan besar dan akan mendatangkan adzab berupa malapetaka yang dahsyat.

Hal ini juga terjadi pada sebagian masyarakat di sekitar kita, di mana ada sekelompok masyarakat yang hidup dalam kemapanan dengan korupsi, berbisnis narkoba, pelacuran, dan minuman keras.

Bahkan tidak jarang, mereka hidup menindas dan menyengsarakan orang lain. Kondisi hidup mereka sejahtera dan tidak kekurangan apapun. Bahkan kecenderungan hidup dalam kemewahan dan foya-foya.

Namun kondisi ini tidak akan lama dan akan berganti-berputar dengan kehancuran. Karena umur mereka tidak abadi, dan harta serta fasilitas yang mereka hilang atau lenyap karena adanya persengketaan pasca kematiannya.

Mereka yang hidup mapan di atas kemaksiatan umumnya tidak percaya adanya hari pertanggungjawaban pasca kematian.

Oleh karenanya, mereka hidup bebas tanpa mengenal baik-buruk, dan halal-haram. Mereka tak memiliki hati nurani ketika menindas dan menyengsarakan orang lain.

Mereka terlena dipenuhi dengan fasilitas tanpa menyadari adanya penyimpangan hidup. Inilah hidup mapan di atas kemaksiatan besar.(*)

*) Dr. Slamet Muliono Redjosari, Wakil Ketua Majelis Tabligh Muhammadiyah Jawa Timur

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini