SENYUMAN
UM Surabaya

*)Oleh: Maslahul Falah

Kata senyuman sama dengan senyum. Sama sama nomina (kata benda). Ini kata Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Ketiga tahun 2003. Terus apa arti senyum? Masih di KBBI, senyum diartikan gerak tawa ekspresif yang tidak bersuara  untuk menunjukkan rasa senang, gembira, suka, dan sebagainya dengan mengembangkan bibir sedikit.

Tersenyum (verba/kata kerja) berarti memberikan senyuman; tertawa dengan tidak bersuara. KBBI mencatat 12 ragam senyum. Dari 12  itu ada 7 yang diberi label kiasan, 1 label ragam cakapan dan 4 yang tanpa label.

Ada (1) senyum buaya (kiasan) senyum palsu; senyum yang bermaksud jahat; (2) senyum hampa senyum yang lahir dari rasa (hati) kecewa dan sebagainya; senyum kecut; senyum tawar; (3) senyum kambing (kiasan) senyum mengejek (mencemoohkan); (4) senyum kecut senyum hampa; (5) senyum kering senyum kambing; (6) senyum kucing (kiasan) senyum yang mengandung muslihat (bermaksud menipu dan sebagainya); (7) senyum manis (kiasan) senyum yang menarik hati dan menimbulkan rasa gembira bagi yang melihatnya; (8) senyum mesra senyum yang menunjukkan rasa kemesraan; (9) senyum raja (kiasan) senyum yang dibuat-buat, tidak keluar dari hati.

Ada juga (10) senyum simpul (kiasan) senyum yang menunjukkan kesenangan, kesayangan, dan kegembiraan hati; tersenyum sedikit; (11) senyum siput [ragam cakapan (untuk menandai kata yang berlabel itu digunakan dalam ragam ragam takbaku )] senyum simpul; (12) senyum tawar (kiasan) senyum yang dibuat-buat (ketika berduka cita, kecewa, dan sebagainya); senyum hampa.

Terjemahan Arab dari kata senyum ini adalah al-ibtisam wa at tabassum, yang kata kerjanya adalah basama-yabsimu, tabassama, ibtasama. Terjemahan Arab ini ada dalam Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab Terlengkap yang disusun oleh Achmad Warson Munawwir dan Muhammad Fairuz serta ditashih oleh KH Zainal Abidin Munawwir (terbit tahun 2007).

Dalam Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia yang disusun oleh Ahmad Warson Munawwir dan ditelaah-dikoreksi oleh KH Ali Ma’shum dan KH Zainal Abidin Munawwir (cetakan ke-14, 1997) lafazh basama-yabsimu-basman wa tabassama wa ibtasama diartikan tersenyum dan al-ibtisam wa at tabassum diartikan senyum.

Sementara Munir Baalbaki dan Rohi Baalbaki dalam Kamus Al-Maurid yang diterjemahkan Achmad Sunarto menjadi Kamus Al-Maurid Arab-Inggris-Indonesia menulis entri basmah : ibtisamah, yang dalam Bahasa Inggris diartikan smile serta diIndonesiakan senyuman.

Rasulullah SAW mempraktekkan senyuman ini dalam beberapa kondisi. Mutiara senyuman Rasulullah SAW  dalam tulisan ini dihadirkan dalam dua Hadits Nabi SAW.  Pertama  kesaksian sahabat beliau SAW Jarir bin Abdillah  al Bajali radhiya Allah ‘anhu. Jarir bin Abdillah menceritakan bahwa Rasulullah sama sekali tidak pernah menghalanginya untuk bertemu  sejak masuk Islam dan tidak pula beliau melihatnya melainkan beliau tersenyum kepadanya (HR. Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim).

Dan yang kedua hadits qouliyyah beliau SAW yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi yang bersumberkan dari sahabat Abu Dzar radhiya Allah ‘anhu :

تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

“Senyumanmu kepada saudaramu merupakan sedekah bagimu”

Tentang tersenyum ini, Khumais as-Sa’id dalam bukunya yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia yang berjudul Tersenyumlah !

Sebagaimana Rasulullah SAW dan Para Sahabat Tersenyum (2005) menulis “ tersenyum adalah obat yang ampuh yang dinasihatkan oleh ahli ahli jiwa, barangsiapa yang Allah menginginkan dirinya kebaikan Allah SWT akan mempercantik akhlaknya dan melembutkan hatinya, membuat wajahnya bersinar dengan senyuman yang indah bagi saudara saudaranya yang melimpahkan padanya cahaya cahaya ketenteraman, melepaskan kepada mereka sendi sendi keamanan, agar mengajarkan kepada orang yang bermuka masam, berwajah muram, bertampang kusam bahwasanya dialah orang yang merugi dan tidak yang lainnya oleh karena ia kehilangan orang orang yang dicintainya, teman temannya menjauh karena kemuramannya, menghilangkan persahabatan yang dalam menjalinnya membutuhkan harta yang sangat banyak  seperti emas”.

Tersenyum juga kita harapkan menambah pikiran positif kita dalam kesehariannya. Karena berfikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan. Disebut sumber kekuatan karena ia membantu Anda memikirkan  solusi sampai mendapatkannya.

Dengan begitu Anda bertambah mahir, percaya dan kuat. Disebut sumber kebebasan karena dengannya Anda akan terbebas dari penderitaan dan kungkungan pikiran negatif serta pengaruhnya pada fisik. Demikian Maestro Motivator Muslim Dunia, Ibrahim Elfiky memahat kata kata dalam bukunya Terapi Berfikir Positif (cetakan ke-34, 2015).

Tentunya ada harapan senyuman kita menjadi bagian dari akhlak mulia dan menyehatkan. Dan yang lebih tahu tentang ini adalah diri kita sendiri dan Allah SWT pastinya. Allah SWT memastikan dalam Al-Qur`an Surat Adz Dzariyat : wa fî anfusikum, a fa lâ tubshirûn.  Wallahu a’lam bishshawab. (*)

*) Sekretaris PCM Laren Lamongan
*) Koordinator Divisi Hisab dan Falak Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Lamongan

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini