Hati-Hati dengan Hukuman Allah yang Tak Kita Sadari
UM Surabaya

Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari perbuatan dosa dan kesalahan, baik yang tidak disengaja bahkan ada yang melakukannya dengan sengaja.

Meski pun demikian, Allah SWT selalu memerintahkan umat manusia untuk berusaha menjauhi segala perbuatan dosa atau kemaksiatan dan tidak menyepelekan kemaksiatan sekalipun itu adalah dosa kecil, yaitu dengan senantiasa bertaubat dan memohon ampunan dari Allah SWT jika telah terlanjur melakukannya.

Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:

‏والله سبحانه جعل مما يعاقب به الناس على الذنوب سلب الهدى والعلم النافع.

“Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan di antara hukuman yang Dia timpakan kepada manusia akibat dosa-dosa adalah dicabutnya petunjuk dan ilmu yang bermanfaat.” (Majmu’ul Fatawa, jilid 14 hlm. 152).

Setiap dosa pasti di dalamnya terdapat keburukan. Jadi setiap orang yang tidak siap meninggalkan dosa, maka pada dasarnya dia telah membuka pintu kehidupannya untuk mendapatkan keburukan yang akan berujung pada kebinasaan.

وربما رأى العاصي سلامة بدنه وماله فظن أنه لا عقوبة، وغفلته عما عوقب به عقوبة. وقد قال الحكماء: المعصية بعد المعصية عقاب المعصية، والحسنة بعد الحسنة ثواب الحسنة. وربما كان العقاب العاجل معنوياً، كما قال بعض أحبار بني إسرائيل: يا ربِّ كم أعصيك ولا تعاقبني؟ قيل له: كم أعاقبك ولا تدري، أليس قد حرمتك حلاوة مناجاتي؟

“Mungkin saja orang yang bermaksiat melihat keadaan badan dan hartanya selamat, sehingga ia mengira tidak ada hukuman (dari Allah), padahal kelalaian dia terhadap hukuman yang menimpanya adalah bentuk hukuman.

Para hukama’ (orang-orang bijak) telah mengatakan: “Tindakan maksiat setelah bermaksiat adalah hukuman bermaksiat, sebaliknya amal kebaikan setelah beramal kebaikan adalah pahala beramal kebaikan.”

Dan bisa jadi hukuman yang disegerakan itu berupa sesuatu yang maknawi, sebagaimana dikatakan oleh sebagian pemuka agama dari bani Israil: “Ya Robb, betapa banyak aku bermaksiat kepada-Mu, tapi Engkau tidak menghukumku.”

Maka dikatakan kepadanya: “Betapa banyak Aku menghukummu, tapi kamu tidak tahu, bukankah Aku telah menghalangimu dari manisnya bermunajat kepada-Ku?!” (Ibnul Jauzi,’Shaidul Khathir, hal: 84)

Sering kali hukuman yang tak dirasakan lebih berbahaya daripada hukuman yang dirasakan, karena dengan hukuman yang tak dirasakan tersebut, bisa jadi seseorang tidak sadar akan kesalahannya sampai hari kiamat, sehingga dia tidak sempat memperbaiki kesalahannya.

Kewajiban setiap manusia terhadap dosa yaitu mendeteksinya, menyadarinya, membencinya, dan berkomitmen untuk meninggalkannya. Karena banyak hamba Allah berbuat dosa tetapi tidak pernah menyadari bahwa dirinya telah melakukan dosa.

Hal tersebut termasuk ke dalam suatu musibah ketika hamba Allah tidak menyadari perbuatan dosa yang telah dilakukannya dimana dampak yang paling dekat dan ringan adalah wafat dalam kedaan buruk (su’ul khatimah). (*/tim)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini