Bukan Hanya Mubaligh, Akademisi Muhammadiyah Perlu Terjun Berdakwah
Abdul Munir Mulkhan
UM Surabaya

Saat periode awal Muhammadiyah, ujung tombak sebagai penggerak utama dalam berdakwah adalah para mubaligh, dalam hal ini adalah Majelis Tabligh.

Namun saat ini, tidak hanya para mubaligh saja, akan tetapi para akademisi pun bisa untuk terjun berdakwah di ranah sosial masyarakat.

Oleh karena itu, Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) memiliki juga tanggung jawab untuk membantu kehidupan masyarakat.

Hal itu disampaikan Prof. Abdul Munir Mulkhan dalam Pengajian Kamisan yang diselenggarakan Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melalui siaran daring, Kamis (25/7)

PTMA merupakan kepanjangan dakwah Muhammadiyah yang sejak tahun 2000-an menjadi penggerak utama persyarikatan.

Kini, Muhammadiyah memiliki SDM berlimpah, sehingga berpeluang untuk membangun masyarakat ideal.

Sebagaimana sesuai dengan maksud dan tujuan dari persyarikatan Muhammadiyah Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Munir lalu menjelaskan, PTMA harus menjadi penggerak serta mengembangkan Kampung Madani (qaryah thayyibah) sebagai kampung binaan PTMA.

Di mana dosen, tendik, dan mahasiswa harus ikut terjun kepada kelompok warga (jama’ah) dalam satuan RT atau RW untuk bekerjasama memecahkan problem yang dihadapi semua warga lintas agama.

“Memecahkan persoalan kesehatan, pemenuhan hajat hidup harian, penataan kampung, hingga kebutuhan konsumsi harian. Sehingga tidak ada lagi permasalah stunting, gagal sekolah, dan gagal bekerja,” terang Munir.

Hal ini selaras dengan Kepribadian Muhammadiyah dan penjelasan Muqaddimah Anggaran Dasar bahwa maksud dan tujuan Muhammadiyah akan terwujud ketika kehidupan umat warga bangsa semakin sejahtera, luas dan merata.

“PTMA menjadi kunci utama dalam menjalankan tugas dakwah Muhammadiyah,” tegas Munir. (*/tim)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini