Sifat Lupa dan Salah Itu Nikmat dari Allah
foto: lightersideofrealestate
UM Surabaya

*) Oleh: Sigit Subiantoro,
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri

Pernahkah mendengar idiom ‘Manusia tempat lupa dan salah’? Mungkin sering kita temui untuk sekadar memaklumi kesalahan atau kealpaan yang kita perbuat di luar kesengajaan kita. Namun tahukah bahwa sifat lupa dan salah itu juga termasuk nikmat dari Allah?

Manusia bukan makhluk yang sempurna, bukan malaikat yang tak pernah lupa dan tak mungkin menyalahi perintah-Nya.

Manusia punya kelebihan dan kekurangan, juga fitrah dan nafsu, tapi Allah Maha Adil, dibekalilah manusia dengan akal dan kalbu.

Dengan potensi itu semua, Allah menjadikan manusia makhluk istimewa, punya sisi yang saling melengkapi dan seimbang, sebagaimana jagad raya ini.

Mengapa lupa dan salah menjadi nikmat? Karena dengan lupa, kita bisa tidak terkungkung dalam penyesalan, dalam dendam, dalam kesengajaan untuk menyalahi aturan.

Dan untuk kesalahan yang manusiawi, telah disebutkan dalam berbagai nash kalamullah maupun hadis, bahwasannya Allah Maha Mencintai hamba-Nya yang pernah melakukan kesalahan lalu bertobat, memohon ampunan-Nya, dan bersegera dalam ketaatan pada-Nya.

“Setiap anak Adam pernah berbuat salah dan sebaik-baik yang berbuat salah adalah yang bertobat dari kesalahannya.” (HR At Tirmidzi no. 2499, Hasan)

Semoga kita menjadi hamba-Nya yang bertobat sebelum ajal menjemput dan pulang ke kampung akhirat sebagai orang-orang saleh.

Semoga bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini