Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News
Ilustrasi: tomorrowsworld
UM Surabaya

*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd,
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang

“Hypocrites are like fruit that looks fresh on the outside, but is rotten on the inside.”
(Orang munafik seperti buah yang terlihat segar di luar, namun busuk di dalamnya)

Orang munafik adalah seseorang yang berpura-pura beriman padahal hatinya penuh dengan kebohongan, kedustaan dan nifak. Sifat munafik dapat merusak tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya:

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ.يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ.فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌۢ بِمَا كَانُوا۟ يَكْذِبُونَ

“Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian,” pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya, dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.”(Qs. Al-Baqarah: 8-10)

Dalam menafsirkan ayat 8-10 surah Al-Baqarah, Tafsir Al-Ibris menjelaskan bahwa ketika Nabi Muhammad saw telah menetap di Madinah, serta mendapatkan kemenangan hingga beberapa kali, lalu bermunculan beberapa orang yang mengaku-ngaku beriman, tapi aslinya tidak.

Mereka hendak menipu Tuhan dan orang-orang mukmin. Agar diakui Islamnya, dan mendapatkan keuntungan yang hanya diperoleh oleh orang-orang Islam kala itu.

Namun, bukannya keuntungan yang mereka peroleh. Pada hakikatnya mereka hanya mendulang kerugian demi kerugian, tapi mereka sendiri tidak merasa.

Lantas apa tanda munafik pada zaman ini. Hadits dari Abdullah bin ‘Amr berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:

أَربعٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ كَانَ مُنَافِقاً ، وَإِنْ كَانَتْ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ فِيْهِ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفاقِ حَتَّى يَدَعَهَا : مَنْ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ خَرَّجَهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ

“Ada empat tanda seseorang disebut munafik. Jika salah satu perangai itu ada, ia berarti punya watak munafik sampai ia meninggalkannya. Empat hal itu adalah: (1) jika berkata, berdusta; (2) jika berjanji, tidak menepati; (3) jika berdebat, ia berpaling dari kebenaran; (4) jika membuat perjanjian, ia melanggar perjanjian (mengkhianati).” (HR. Bukhari No. 2459, 3178 dan Muslim No. 58)

Pendapat ulama yang mengutip dari hadis Abu Hurairah: “Tiga hal yang menjadikan seseorang menjadi munafik: Bila ia berbicara ia berdusta, bila ia berjanji ia mengkhianati, dan jika ia diberi amanat ia berkhianat.”

Sementara itu, menurut cendekiawan Muslim, Dr. Muhammad Abdul Mujeeb, orang munafik adalah seseorang yang mengaku beriman tetapi memiliki kelakuan dan tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai iman.

Mereka mengikuti tuntutan agama hanya ketika dirasa memenuhi kebutuhan dan kepentingannya sendiri.

Kesimpulannya, sebagai muslim sejati, kita harus menghindari sifat munafik ini dan senantiasa mengamalkan iman dengan sepenuh hati.

Mari memperbaiki diri dan menjauhkan diri dari perilaku munafik agar hidup kita selalu penuh dengan keikhlasan dan kejujuran.

Semoga bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini