Kalender Hijriah Global Tunggal: Lompatan Ijtihad Muhammadiyah
Sosialisasi Kalender Hijriah Global Tunggal di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
UM Surabaya

Ketua Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DI Yogyakarta, Ikhwan Ahada, menyatakan bahwa Muhammadiyah telah banyak mengeluarkan ijtihad-ijtihad berkemajuan. Salah satu lompatan ijtihad tersebut adalah KHGT.

“Energi kita mesti disiapkan. Ini salah satu upaya kita bisa pandai-pandai memanage energi kita. KHGT ini merupakan lompatan ijtihad yang mengesankan,” ucap Ikhwan dalam acara Sosialisasi Kalender Hijriah Global Tunggal di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta pada Sabtu (3/8/2024).

Dengan adanya KHGT, diharapkan umat Islam dapat lebih terorganisir dalam menjalankan ibadah dan kegiatan sosial. Kalender ini tidak hanya memudahkan penanggalan, tetapi juga mempererat persatuan umat Islam di seluruh dunia. Upaya ini menunjukkan komitmen Muhammadiyah dalam terus melakukan inovasi dan ijtihad untuk kemajuan umat Islam.

Sementara itu, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DI Yogyakarta, Ali Yusuf, menekankan pentingnya kalender bagi umat Islam. Dalam sejarahnya, Kalender Islam dibentuk pada masa Umar bin Khathab, 17 tahun setelah peristiwa hijrah.

“Zaman dulu orang kebingungan ketika bulannya ada tapi tahunnya belum ada. Ketika ada surat masuk tertanggal bulan Syaban, orang tidak tahu Syaban pada tahun apa,” jelas Ali Yusuf.

Ia mengungkapkan, sebelum adanya Kalender Islam, penanda tahun menggunakan peristiwa tertentu, seperti Tahun Gajah. Dengan adanya kalender, penanggalan menjadi seragam dan memudahkan urusan kenegaraan serta kemasyarakatan dalam wilayah kekuasaan Islam.

Ali Yusuf kemudian menjelaskan pentingnya kalender unifikatif dengan prinsip satu hari satu tanggal di seluruh dunia. Menurutnya, para ulama dahulu telah sepakat bahwa hanya ada satu matlak di dunia, yang sering disebut dengan ittihad al-mathali’.

“Artinya, awal bulan Ramadan berlaku sama untuk seluruh tempat di bumi,” jelasnya.

Oleh karena itu, Muhammadiyah saat ini sedang mengupayakan pemberlakuan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT). Ali Yusuf menekankan bahwa KHGT adalah salah satu lompatan ijtihad yang penting untuk menyatukan umat Islam di seluruh dunia dalam penanggalan yang sama.

Dinamika Sistem Awal Bulan Muhammadiyah Menuju Kesatuan Kalender Global

Sistem penentuan awal bulan dalam Muhammadiyah telah mengalami berbagai dinamika. Pada tahun 1927, Muhammadiyah memperkenalkan kriteria imkan rukyat. Sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1937, kriteria tersebut diubah menjadi ijtimak qabla al ghurub. Sejak tahun 1939, Muhammadiyah mengadopsi pendekatan baru dengan memanfaatkan wujudul hilal.

Tahun 2024 menjadi momen krusial dalam langkah Muhammadiyah menuju kesatuan kalender global.

Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Rahmadi Wibowo, mengungkapkan alasan Muhammadiyah mengadopsi Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT). Menurut Rahmadi, ada beberapa alasan utama yang mendasari keputusan ini.

Pertama, umat Islam hidup dalam dunia global yang semakin menyatu. Dalam konteks globalisasi, penyatuan kalender menjadi penting untuk menjaga keseragaman dalam berbagai aspek kehidupan umat Islam.

Kedua, ada beberapa ibadah yang menuntut penyatuan kalender global, seperti puasa Arafah. Dengan adanya KHGT, diharapkan pelaksanaan ibadah tersebut dapat lebih seragam dan tidak menimbulkan kebingungan di kalangan umat Islam.

Ketiga, Al-Quran dan hadis menghendaki KHGT. Rahmadi menjelaskan bahwa universalisme ajaran Islam yang tercantum dalam QS. Saba’ Ayat 28, yang berbunyi: “Dan Kami tidak mengutus kamu (Muhammad), melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.”

Selain itu, QS. Al-Anbiya’ Ayat 92 menegaskan kesatuan umat Islam sebagai simbol Islam: “Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.”

Hadis juga mendukung kesatuan ini, sebagaimana disampaikan Rasulullah: “Puasa adalah hari ketika kamu semua berpuasa, dan hari berbuka adalah hari ketika kamu semua berbuka, dan hari berkurban adalah hari ketika kamu semua berkurban.”

Dengan demikian, langkah Muhammadiyah mengadopsi KHGT adalah upaya untuk merealisasikan ajaran Islam yang universal dan memperkuat kesatuan umat Islam di seluruh dunia. Upaya ini mencerminkan komitmen Muhammadiyah dalam terus melakukan inovasi dan ijtihad untuk kemajuan umat Islam. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini