*) Oleh: Sigit Subiantoro,
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri
Jika engkau tidak belajar agama dan akidah yang benar, maka engkau akan tetap meyakini bahwa angka 13 adalah merupakan angka sial.
Jika engkau tidak belajar agama dan akidah yang benar, maka engkau akan tetap meyakini bila adikmu menikah lebih dahulu engkau akan susah mendapatkan jodoh.
Jika engkau tidak belajar agama dan akidah yang benar, maka engkau akan tetap meyakini apabila menabrak kucing di jalan adalah tanda akan sial.
Jika engkau tidak belajar agama dan akidah yang benar, maka engkau akan tetap meyakini bahwa bayi yang baru lahir bajunya harus disematkan peniti dan jika tidak ia akan diganggu setan.
Jika engkau tidak belajar agama dan akidah yang benar, maka engkau akan tetap meyakini bahwa foto bertiga di antara salah satunya akan meninggal.
Jika engkau tidak belajar agama dan akidah yang benar, maka engkau akan tetap meyakini bahwa jika telingamu berdenging itu tanda kamu sedang dijadikan perbincangan orang.
Jika engkau tidak belajar agama dan akidah yang benar, maka engkau akan tetap meyakini bahwa jika memberi sesaji di kuburan, pohon keramat, laut, gunung, dapat menolak bala’.
Jika engkau tidak belajar agama dan akidah yang benar, maka engkau akan tetap meyakini bahwa dukun, peramal dan paranormal mampu mengetahui masa depan dan perkara yang gaib.
Sungguh, hari ini kita dapati begitu banyak saudara-saudara kita yang masih percaya dengan berbagai khurafat, mitos, dan cerita tahayul, semua itu karena mereka malas belajar agama tentang tauhid dan akidah yang benar.
Mereka masih terlalu percaya dengan ajaran nenek moyang, kebiasaan adat setempat dan ajaran-ajaran yang tidak bersumber dari kebenaran syariat Islam.
Padahal kita bisa jadi terjerumus dalam perbuatan syirik karena kita tidak tahu bahwa perbuatan itu termasuk sebuah kesyirikan.
Karena itu, pentingnya setiap seorang muslim untuk belajar agama tentang tauhid dan akidah yang benar.
Karena kedudukan tauhid dan akidah yang benar adalah landasan tegaknya agama Islam dan karena Allah menciptakan kita untuk mentauhidkan-Nya.
Dalam ayat disebutkan,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS Adz-Dzariyat: 56)
Kata para ulama, maksud beribadah kepada Allah adalah mentauhidkan Allah, berarti hanya beribadah kepada Allah semata, tidak boleh Allah disekutukan.
As-Sudi rahimahullah mengatakan: “Ibadah itu ada yang bermanfaat dan ada yang tidak bermanfaat. Orang-orang musyrik mengenal Allah, tetapi tidak bermanfaat karena mereka masih menyekutukan Allah atau berbuat syirik. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7:38
Tujuan mempelajari ilmu tauhid adalah mengenal Allah dan rasul-Nya dengan dalil-dalil yang pasti, dan menetapkan sesuatu yang wajib bagi Allah sifat-sifat yang sempurna, dan menyucikan Allah dari sifat-sifat kekurangan yang dimiliki makhluk, serta membenarkan risalah seluruh rasul-rasul-Nya.
Dengan ilmu Tauhid kita terhindar dari pengaruh akidah-akidah yang menyeleweng dari kebenaran.
Semoga hal ini menjadi perhatian kita semua dan semoga Allah Ta’ala memberi kita taufik dan hidayah untuk belajar agama dan tetap berpegang teguh di atas tauhid dan akidah yang benar, sehingga kita dapat terhindar dan meninggalkan dari segala bentuk kesyirikan.
Semoga bermanfaat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News