Konsep pencerahan baik dalam Muhammadiyah maupun Aisyiyah mengandung tiga dimensi maupun proses, yaitu pembebasan, pemberdayaan, dan memajukan.
Pasalnya, meski Indonesia sudah merdeka dan Kongres Perempuan I telah berusia lebih dari 80 tahun, akan tetapi usaha pembebasan masih diperlukan.
Karena situasi dan budaya masih membelenggu dan mendiskriminasi perempuan dengan berbagai dalih dan latar belakang.
Kedua konsep pencerahan adalah pemberdayaan dengan usaha-usaha praksis, sehingga dalam membebaskan tidak cukup hanya membongkar tatanan tetapi juga harus membangun melalui pemberdayaan sebagai usaha memantapkan eksistensi perempuan dan manusia secara luas.
Lebih jauh orientasinya pada pemajuan, melakukan akselerasi gerakan dalam usaha pemberdayaan perempuan itu.
Oleh karena itu, konsep ketiga dari pencerahan adalah memajukan merupakan usaha akselerasi.
Sehingga, perempuan bukan lagi maju secara personal, tetapi juga mengalami kemajuan secara kolektif dan struktural bisa berada dalam sistem yang integratif di bangsa sampai dengan tatanan global.
Dalam sebuah organisasi harus ada progresivitas atau kemajuan yang lebih akseleratif. Karena dalam hematnya, dalam tubuh organisasi yang besar seperti Muhammadiyah-‘Aisyiyah memiliki “penyakit” konservatisme baru yang hinggap di kebesaran dan kesuksesan.
Pesan tersebut bukan hanya berlaku untuk Muhammadiyah-‘Aisyiyah. Tetapi juga bagi bangsa dan setiap organ di sistem kehidupan.
Bahkan “penyakit” tersebut juga hinggap dalam perusahaan-perusahaan besar yang kemudian terkapar akibat tidak mampu mengobati penyakit bawaan ketika sudah besar dan jaya.
Mengalami kungkungan konservatisme, merasa nyaman, aman, sudah mapan tahu-tahu yang lain sudah berubah dan ekosistem yang sudah tidak mendukung lalu kemudian jatuh.
Tentu hal ini tidak berharap Muhammadiyah-Aisyiyah akan mengalami hal itu. Maka Milad ke-106 Aisyiyah harus sebagai waktu bermuhasabah.
Bukan hanya kisah sukses, tetapi juga perlu dilihat penyakit organik yang hidup dalam diri Aisyiyah.
Lambat bergerak misalkan, fixed mindset itu harus diubah menjadi mindset yang berubah yang akseleratif, dinamis bahkan progresif.
Aisyiyah sebagai organisasi perempuan pelopor Taman Kanak-Kanak, pada abad kedua ini apa yang akan dilakukan agar Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA) mengalami akselerasi dan bertransformasi, dinamis, serta progresif. (*)
(Disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir dalam Resepsi Milad 106 Aisyiyah di Universitas Ahmad Dahlan, 19 Mei 2023)