Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ شَهِدَ الجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلَّى عَلَيْهَا فَلَهُ قِيراطٌ وَمَنْ شَهِدَهَا حَتَّى تُدْفَنَ فَلَهُ قِيرَاطَانِ قِيلَ : وَمَا القِيرَاطانِ قَالَ: مِثْلُ الجَبَلَيْنِ العَظِيمَيْ
“Siapa yang menyaksikan jenazah hingga disalatkan, maka ia mendapatkan satu qirat. Dan siapa yang menyaksikan jenazah hingga dikuburkan, maka ia mendapatkan dua qirat.
Rasulullah ditanya, “Apa itu dua qirat?” Beliau menjawab, “Dua qirat itu seperti dua gunung yang besar.” (Bukhari no. 1325 dan Muslim no. 945)
Allah menginginkan hambanya mendapatkan ampunan di akhir kehidupannya. Sehingga Allah memberi motivasi kepada kaum muslimin untuk menyalati saudaranya yang telah meninggal.
Di mana dalam salat ada doa yang terpanjat bagi mayit dari orang-orang yang menyalatinya.
Ini adalah syafaat yang akan menjadi sebab diampuninya si mayit dan sebab ia mendapat kasih sayang dari Allah.
Hal ini syarat orang-orang yang menyalati jenazah tersebut tidak melakukan perbuatan syirik.
Yaitu, perbuatan (amalan) yang menganggap ada pihak atau sesuatu kekuatan yang dapat mempengaruhi nasib baik dan buruknya seseorang, dari sekarang hingga ke depannya.
Maka, sesuatu tersebut telah dijadikan tuhan baik sadar maupun tidak.
Selama seorang muslim tidak melakukan dosa syirik, maka Allah subhanahu wa ta’ala menerima doa-doa saudara mereka yang turut menyalati dan menghadiri pemakamannya.
Allah menjanjikan pahala besar bagi mereka yang menghadiri salat jenazah, apalagi hingga menghadiri penguburannya.
Semakin banyak dari kaum muslimin yang menghadirinya dan tentu akan semakin banyak yang mendoakan mayit.
Ini tentu bisa menjadi sebab diampuninya si mayit dari dosa-dasanya selama masih hidup.
Dalam riwayat Imam Bukhari disebutkan, syarat mendapat pahala besar bagi mereka yang menyalati dan menghadiri pemakamannya, yaitu beriman dengan janji Allah dan berharap pahala dari Allah.
Dua sifat tersebut adalah pertanda keikhlasan yang akan menambah terkabulnya doa-doa dan terampuninya dosa dari muslim yang meninggal.
Siapa yang mengurus jenazah hingga disalatkan, maka ia akan mendapat pahala 1 qirat, dan siapa yang menghadirinya hingga dikuburkan, maka ia akan mendapatkan lagi pahala 1 qirat.
Hadis tersebut memberi pelajaran bahwa balasan seseorang akan sebanding lurus dengan amalannya.
Semakin banyak amalannya semakin banyak pula pahalanya, demikian pula sebaliknya.
Kemuliaan muslim di sisi Allah, ketika Allah memberikan pahala kepada orang yang mangurus jenazah muslim tersebut hingga disalatkan atau hingga dikuburkan dengan pahala yang sangat besar. (*)