Bersyukur di Tengah Ujian
foto: pinteresT
UM Surabaya

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

360 hari sehat,
Lalu 5 hari sakit,
Tiba-tiba kita mengeluh, “Ya Allah… kenapa Engkau beri aku sakit? Aku sudah tak sanggup.”

29 hari aman,
Lalu 1 hari terkena musibah,
Tiba-tiba kita mengeluh, “Ya Allah… kenapa ini bisa terjadi? Aku sudah tak sanggup.”

6 hari bahagia,
Lalu 1 hari dirundung duka,
Tiba-tiba kita mengeluh, “Ya Allah… kenapa ini menimpa aku? Aku sudah tak sanggup.”

20 jam kenyang,
Lalu 4 jam lapar,
Tiba-tiba kita mengeluh, “Ya Allah… kenapa tidak ada makanan? Aku sudah tak sanggup.”

Pernahkah kita merasa malu kepada Allah yang selama ini telah melimpahkan rahmat-Nya?
Kita sering kali terjebak dalam keluhan, lupa bahwa nikmat yang kita terima jauh lebih banyak daripada ujian yang diberikan.

Bukankah kita lebih banyak sehat daripada sakit?
Bukankah kita lebih banyak aman daripada terkena musibah?
Bukankah kita lebih sering merasa bahagia daripada duka?
Bukankah kita lebih sering kenyang daripada lapar?

Maka bersyukurlah. Lihatlah bagaimana mereka yang berada di bawah kita tetap tegar tanpa keluhan. Mereka memahami bahwa segala yang Allah takdirkan, baik dalam kesenangan maupun kesusahan, semuanya adalah kebaikan bagi hamba-Nya.

Dari Shuhaib, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruh urusannya adalah kebaikan. Ini tidak didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia mendapat kesusahan, ia bersabar, dan itu pun baik baginya.”
(HR. Muslim no. 2999)

Mari kita renungkan, apakah keluhan itu pantas? Atau apakah kita perlu lebih banyak bersyukur? (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini