*) Oleh: Sigit Subiantoro
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri
Kapan kita dikatakan telah mengenal seseorang?
Ada seorang laki-laki berkata kepada Umar: “Sesungguhnya si fulan itu orangnya baik”.
Umar: “Apakah kamu pernah bersafar bersamanya?”
Lelaki: “Belum pernah”.
Umar: “Apakah kamu pernah bermu’amalah dengannya?”
Lelaki: “Belum pernah”.
Umar: “Apakah kamu pernah memberinya amanah?”
Lelaki: “Belum pernah”.
Umar: “Kalau begitu kamu tidak punya ilmu tentangnya. Barangkali kamu hanya melihat dia salat di masjid”.
(Mawa’idz shahabah hal. 65)
Mengapa Umar mempertanyakan 3 perkara itu kepada orang tersebut?
Karena dengan safar, kita dapat mengetahui karakter dan watak seseorang sesungguhnya.
Sebab safar adalah bagian dari azab, capek dan melelahkan, maka pada saat itu akan tampak watak asli seseorang.
Dengan mu’amalah seperti jual beli dan lainnya, kita dapat mengetahui akhlaq seseorang.
Sebab mu’amalah adalah seseorang berurusan dengan harta dan mendapat peluang untuk mencari keutungan, maka pada saat itu akan tampak watak asli seseorang.
Dan dengan memberi amanah, kita dapat mengetahui kadar amanah dan agama seseorang.
Sebab amanah adalah kepercayaan, seseorang, apakah akan jujur atau berdusta, bertanggung jawab atau semaunya, menepati janji atau ingkar janji, maka pada saat itu akan tampak watak asli seseorang.
Sungguh, merupakan pertanyaan yang cerdas, karena watak asli seseorang biasanya akan muncul ketika menyangkut ketiga hal di atas.
Semoga kita termasuk orang-orang yang peduli, jujur, dan amanah.
Semoga bermanfaat.
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News