Nasihat untuk Orang Zalim
UM Surabaya

*) Oleh: Muhammad Nashihudin, MSi
Ketua Majelis Tabligh PDM Jakarta Timur

Zalim artinya meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya.  Lawan dari zalim adalah adil.
Pemimpin yang adil akan dinaungi oleh Allah SWT pada hari kiamat sementara pemimpin yang zalim akan sengsara selamanya.

Ada tiga golongan manusia yang tidak akan diajak bicara oleh Allah SWT dan dosanya tidak akan disucikan :

– orang tua yang berzina
– pemimpin yang zalim
– dan orang miskin yang sombong

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَا لَ ذَرَّةٍ ۚ وَاِ نْ تَكُ حَسَنَةً يُّضٰعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَّدُنْهُ اَجْرًا عَظِيْمًا

“Sungguh, Allah tidak akan menzalimi seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan (sekecil zarrah), niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan pahala yang besar dari sisi-Nya.”
(QS. An-Nisa’ 4: Ayat 40)

Kezaliman akan membawa petaka bagi keluarga dan masyarakat bila tidak dicegah atau pun dihentikan. Dalam memberikan nasihat kepada orang-orang yang berbuat zalim hendaknya membawa pada ketaqwaan, kasih sayang dan kebenaran serta kesabaran.

Tolongnglah saudaramu yang berbuat kezaliman dan yang dizalimi, demikian sabda Rasulullah Saw.

1. Kezaliman membawa petaka bagi umat.

اَلْمُلْكُ يَوْمَئِذِ ٱِلْحَـقُّ لِلرَّحْمٰنِ ۗ وَكَا نَ يَوْمًا عَلَى الْكٰفِرِيْنَ عَسِيْرًا

“Kerajaan yang hak pada hari itu adalah milik Tuhan Yang Maha Pengasih. Dan itulah hari yang sulit bagi orang-orang kafir.”

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّا لِمُ عَلٰى يَدَيْهِ يَقُوْلُ يٰلَيْتَنِى اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُوْلِ سَبِيْلًا

“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang zalim menggigit dua jarinya, (menyesali perbuatannya) seraya berkata, “Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama rasul.”
(QS. Al-Furqan 25: Ayat 26- 27)

2. Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُوْدَ وَا لنَّصٰرٰۤى اَوْلِيَآءَ ۘ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۗ وَمَنْ يَّتَوَلَّهُمْ مِّنْكُمْ فَاِ نَّهٗ مِنْهُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin(mu); mereka satu sama lain saling melindungi. Barang siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”
(QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 51)

3. Kezaliman harus segera dihentikan

وَلَقَدْ اَهْلَـكْنَا الْـقُرُوْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَمَّا ظَلَمُوْا ۙ وَجَآءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِا لْبَيِّنٰتِ وَمَا كَا نُوْا لِيُـؤْمِنُوْا ۗ كَذٰلِكَ نَجْزِى الْقَوْمَ الْمُجْرِمِيْنَ

“Dan sungguh, Kami telah membinasakan umat-umat sebelum kamu ketika mereka berbuat zalim, padahal para rasul mereka telah datang membawa keterangan-keterangan (yang nyata), tetapi mereka sama sekali tidak mau beriman. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat dosa.”

ثُمَّ جَعَلْنٰكُمْ خَلٰٓئِفَ فِى الْاَ رْضِ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لِنَـنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُوْنَ

“Kemudian, Kami jadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (mereka) di Bumi setelah mereka untuk Kami lihat bagaimana kamu berbuat.”
(QS. Yunus 10: Ayat 13-14)

4 Kajian Tafsir Ibnu Katsir tentang kezaliman, QS Ibrahim, ayat 42-43
{وَلا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الأبْصَارُ (42) مُهْطِعِينَ مُقْنِعِي رُءُوسِهِمْ لَا يَرْتَدُّ إِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ وَأَفْئِدَتُهُمْ هَوَاءٌ (43)}

Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada hari itu mata (mereka) terbelalak, mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mengangkat kepalanya, sedangkan mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong.

Firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala).

{وَلا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ}

Dan janganlah sekali-kali kamu menduga. (Ibrahim: 42)

Khitab atau pembicaraan ayat ini ditujukan kepada Nabi Muhammad (shallallahu ‘alaihi wasallam).

{غَافِلا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ}

bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. (Ibrahim: 42)

Artinya, janganlah kamu mempunyai dugaan bahwa Allah melupakan orang-orang yang zalim dan membiarkan mereka tanpa menghukum mereka karena perbuatannya, hanya karena Allah menangguhkan ajal kebinasaan mereka. Bahkan Allah menghitung-hitung semua perbuatan zalim yang mereka lakukan dengan perhitungan yang sangat terperinci.

{إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الأبْصَارُ}

Sesungguhnya Allah memberi tangguh mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak. (Ibrahim: 42)

Yaitu karena kedahsyatan dan kengerian serta huru-hara yang terjadi di hari kiamat.

Kemudian Allah menceritakan perihal kebangkitan mereka dari kuburnya masing-masing serta ketergesa-gesaan mereka dalam menuju Padang Mahsyar. Untuk itu Allah (Subhanahu wa Ta’ala) berfirman:

{مُهْطِعِينَ}

mereka datang bergegas-gegas. (Ibrahim: 43)

Yakni dengan terburu-buru, sama dengan pengertian yang terdapat dalam ayat lainnya, yaitu:

مُهْطِعِينَ إِلَى الدَّاعِ

mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. (Al-Qamar: 8)

{يَوْمَئِذٍ يَتَّبِعُونَ الدَّاعِيَ لَا عِوَجَ لَهُ وَخَشَعَتِ الأصْوَاتُ لِلرَّحْمَنِ فَلا تَسْمَعُ إِلا هَمْسًا}

Pada hari itu manusia mengikuti (menuju kepada suara) penyeru dengan tidak berbelok-belok. (Thaha: 108)

sampai dengan firman-Nya:

{وَعَنَتِ الْوُجُوهُ لِلْحَيِّ الْقَيُّومِ وَقَدْ خَابَ مَنْ حَمَلَ ظُلْمًا}

Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Tuhan Yang Hidup Kekal lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya). (Thaha: 111)

Dan firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala).:

{يَوْمَ يَخْرُجُونَ مِنَ الأجْدَاثِ سِرَاعًا كَأَنَّهُمْ إِلَى نُصُبٍ يُوفِضُونَ}

(Yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat. (Al-Ma’arij: 43), hingga akhir ayat.

Adapun firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala).:

{مُقْنِعِي رُءُوسِهِمْ}

dengan mengangkat kepalanya. (Ibrahim: 43)

Ibnu Abbas, Mujahid, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah mereka mengangkat kepalanya.

{لَا يَرْتَدُّ إِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ}

sedangkan mata mereka tidak berkedip-kedip. (Ibrahim: 43)

Artinya, pandangan mata mereka terbeliak tanpa berkedip barang sesaat pun karena banyak huru-hara, kengerian, dan hal-hal yang sangat menakutkan yang menimpa diri mereka; semoga Allah melindungi kita dari kengerian pada hari kiamat.

Dalam firman selanjutnya disebutkan:

{وَأَفْئِدَتُهُمْ هَوَاءٌ}

dan hati mereka kosong. (Ibrahim: 43)

Yakni hati mereka kosong —tidak ada apa-apanya— karena rasa takut yang sangat hebat. Qatadah dan sejumlah ulama mengatakan bahwa rongga hati mereka kosong; karena hati itu bila telah menyesak sampai ke tenggorokan. maka ia keluar dari tempatnya disebabkan rasa takut yang amat hebat. Sebagian ulama mengatakan bahwa hatinya telah rusak, tidak sadar akan sesuatu pun karena kedahsyatan peristiwa yang diberikan oleh Allah (Subhanahu wa Ta’ala).

Kemudian Allah (Subhanahu wa Ta’ala) berfirman kepada Rasul-Nya:

Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini