*) Oleh: Muhammad Nashihudin, MSi
Ketua Majelis Tabligh PDM Jakarta Timur
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَ الْمُشْرِكِيْنَ فِيْ نَا رِ جَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا ۗ اُولٰٓئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
“Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk.”
(QS. Al-Bayyinah 98: Ayat 6)
Adapun orang orang kafir menjadi penghuni neraka jahanam langgeng dan sengsara selamanya.
1. Orang orang kafir menjadi penghuni neraka
وَا لَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَكَذَّبُوْا بِـاٰيٰتِنَاۤ اُولٰٓئِكَ اَصْحٰبُ النَّا رِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 39)
2.Kajian Tafsir Ibnu Katsir
Al-Lahab, ayat 1-5
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ (1) مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ (2) سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ (3) وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ (4) فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ (5)
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut.
قَالَ الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَامٍ، حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرّة، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ إِلَى الْبَطْحَاءِ، فَصَعِدَ الْجَبَلَ فَنَادَى: “يَا صَبَاحَاهَ”. فَاجْتَمَعَتْ إِلَيْهِ قُرَيْشٌ، فَقَالَ: “أَرَأَيْتُمْ إِنْ حَدثتكم أَنَّ الْعَدُوَّ مُصبحكم أَوْ مُمْسيكم، أَكَنْتُمْ تُصَدِّقُونِي؟ “. قَالُوا: نَعَمْ. قَالَ: “فَإِنِّي نذيرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٌ شَدِيدٍ”. فَقَالَ أَبُو لَهَبٍ: أَلِهَذَا جَمَعْتَنَا؟ تَبًّا لَكَ. فَأَنْزَلَ اللَّهُ: {تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ} إِلَى آخِرِهَا
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Salam, telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A’masy, dari Amr ibnu Murrah, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) keluar menuju ke Lembah Batha, lalu menaiki bukit yang ada padanya dan berseru, “Awas ada musuh di pagi hari ini!” Maka orang-orang Quraisy berkumpul kepadanya dan beliau bersabda: “Bagaimanakah pendapat kalian jika aku sampaikan berita kepada kalian bahwa musuh akan datang menyerang kalian di pagi atau petang hari, apakah kalian akan percaya kepadaku?” Mereka menjawab, “Ya.” Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda, “Maka sesungguhnya aku memperingatkan kepada kalian akan datangnya azab yang keras.” Maka Abu Lahab berkata, “Celakalah kamu ini, karena inikah engkau mengumpulkan kami.” Maka Allah (Subhanahu wa Ta’ala) menurunkan firman-Nya: Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. (Al-Lahab: 1), hingga akhir surat
Menurut riwayat yang lain, disebutkan bahwa lalu Abu Lahab menepiskan kedua tangannya seraya berkata, “Celakalah kamu sepanjang hari ini, karena inikah engkau mengumpulkan kami?” Maka Allah (Subhanahu wa Ta’ala) menurunkan firman-Nya: Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. (Al-Lahab: 1)
Konteks riwayat pertama menunjukkan pengertian kutukan terhadap Abu Lahab, sedangkan konteks riwayat kedua menunjukkan pengertian pemberitaan tentang sikap Abu Lahab. Abu Lahab adalah salah seorang paman Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam)., nama aslinya ialah Abdul Uzza ibnu Abdul Muttalib, dan nama kunyahnya (gelarnya) ialah Abu Utaibah. Sesungguhnya dia diberi julukan Abu Lahab tiada lain karena wajahnya yang cerah. Dia adalah seorang yang banyak menyakiti Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam)., sangat membenci dan meremehkannya serta selalu memojokkannya dan juga memojokkan agamanya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Abul Abbas, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Abu Zanad, dari ayahnya yang mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku seorang lelaki yang dikenal dengan nama Rabi’ah ibnu Abbad, dari Banid Dail, pada mulanya dia adalah seorang jahiliah, lalu masuk Islam. Dia mengatakan bahwa ia pernah melihat Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda di masa Jahiliah di pasar Zul Majaz:
«يَا أَيُّهَا النَّاسُ قُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ تُفْلِحُوا»
Hai manusia, ucapkanlah, “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, ” niscaya kamu beruntung.
Sedangkan orang-orang berkumpul mengerumuninya. Dan di belakangnya terdapat seorang yang berwajah cerah, bermata juling, dan rambutnya berkepang. Orang itu mengatakan, “Sesungguhnya dia adalah orang pemeluk agama baru lagi pendusta.” Orang yang berwajah cerah itu selalu mengikuti Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) ke mana pun beliau pergi. Aku bertanya mengenainya, maka dijawab bahwa orang itu adalah pamannya sendiri, bernama Abu Lahab.
Kemudian Imam Ahmad meriwayatkannya pula melalui Syuraih, dari Ibnu Abuz Zanad, dari ayahnya, kemudian disebutkan hal yang semisal. Abu Zanad bertanya kepada Rabi’ah, “Apakah saat itu engkau masih anak-anak?” Rabi’ah menjawab, “Tidak, bahkan demi Allah, sesungguhnya aku di hari itu telah ‘aqil lagi dapat mengangkat qirbah.” Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara munfarid.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku Husain ibnu Abdullah ibnu Ubaidillah ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rabi’ah ibnu Abbas Ad-Daili mengatakan, “Sesungguhnya saat ia bersama ayahnya —telah berusia remaja— melihat Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) mendatangi tiap kabilah, sedangkan di belakang beliau terdapat seorang lelaki yang bermata juling, berwajah cerah, dan berambut lebat. Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) berdiri di hadapan kabilah, lalu bersabda:
«يَا بَنِي فُلَانٍ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ آمُرُكُمْ أَنْ تَعْبُدُوا اللَّهَ لَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تُصَدِّقُونِي وَتَمْنَعُونِي حَتَّى أُنَفِّذَ عَنِ اللَّهِ مَا بَعَثَنِي بِهِ»
Hai Bani Fulan, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian aku memerintahkan kepada kalian untuk menyembah Allah dan janganlah kalian persekutukan Dia dengan sesuatu pun; benarkanlah aku dan belalah aku hingga aku dapat melaksanakan semua yang diutuskan oleh Allah kepadaku.
Apabila Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) selesai dari ucapannya, maka lelaki itu berkata dari belakangnya, “Hai Bani Fulan, orang ini menginginkan agar kalian memecat Lata dan ‘Uzza serta jin teman-teman kalian dari kalangan Bani Malik ibnu Aqyasy dan mengikuti bid’ah dan kesesatan yang disampaikannya. Maka janganlah kalian dengar dan jangan pula kalian ikuti.”
Aku bertanya kepada ayahku, “Siapakah orang ini?” Ayahku menjawab, bahwa dia adalah pamannya yang dikenal dengan nama Abu Lahab. Imam Ahmad dan Imam Tabrani telah meriwayatkan pula dengan lafaz yang sama.