Beban Dosa, Penghalang Ketaatan dan Kekuatan Iman
foto: unsplash
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana

Mengapa kita sanggup bekerja dari pagi hingga sore,
Namun merasa berat duduk di majelis ilmu hanya beberapa menit?

Mengapa kita mampu mendaki gunung tinggi dan berjalan berkilo-kilometer,
Namun merasa lemah untuk berjalan menuju masjid?

Mengapa kita enggan memakai hijab syar’i dengan alasan gerah,
Namun sanggup membuka aurat saat berjemur di pantai seharian?

Mengapa kita bisa menonton film atau bermain media sosial seharian,
Namun tak sanggup membaca Al-Qur’an selama 30 menit?

Mengapa kita mudah menghabiskan dana untuk foya-foya,
Namun merasa berat untuk bersedekah sekali seminggu?

Begitu banyak kekuatan kita kerahkan untuk urusan dunia,
Namun tiba-tiba menjadi lemah dan malas ketika berurusan dengan akhirat.
Sesungguhnya yang lemah bukanlah fisik kita, melainkan hati kita.

Syumaith rahimahullah berkata:

“Sesungguhnya Allah Ta’ala menjadikan kekuatan seorang mukmin ada pada hatinya, bukan pada anggota tubuhnya. Tidakkah engkau melihat seorang syaikh tua yang lemah fisiknya, namun ia tetap mampu berpuasa di hari yang terik dan bangun shalat malam, sementara para pemuda tak sanggup melakukannya?” (Al-Hilyah, Abi Nu’aim 10/124)

Oleh karena itu, saudaraku, berusahalah menjauhi dosa dan perbanyaklah doa, memohon kemudahan serta kekuatan dalam ketaatan kepada Allah. Karena seringkali seorang hamba diharamkan taufiq untuk taat akibat dosa-dosanya.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah Rahimahullah berkata:

“Jika punggung telah berat oleh dosa-dosa, maka hati akan terhalang berjalan menuju Allah, dan anggota badan pun terhalangi dari bangkit untuk melaksanakan ketaatan kepada-Nya.” (Bada’iut Tafsir 3/332)

Beban dosa bukan sekadar menggelapkan hati, tapi juga menghalangi kita dari mendekat kepada Allah. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini