Muhammadiyah, dari Fastabiqul Khoirot Menuju Ta'awanul Khoirot
foto: themuslimvibe
UM Surabaya

*) Oleh: As’ad Bukhari, S.Sos, MA,
Analis Intelektual Muhammadiyah Islam Berkemajuan

Dalam dakwah Muhammadiyah, istilah fastabiqul khoirot atau berlomba-lomba dalam kebaikan telah menjadi slogan yang sering didengar dan dipraktikkan. Istilah ini diambil dari Al-Qur’an dan mengandung pesan mendalam tentang semangat untuk terus berbuat baik dalam segala aspek kehidupan.

Namun, di era modern yang penuh persaingan, makna fastabiqul khoirot bisa bergeser dan terkadang menimbulkan dampak yang tidak sehat, terutama jika dipahami semata-mata sebagai ajang kompetisi.

Secara spiritual, fastabiqul khoirot mengarahkan umat untuk berbuat kebaikan yang tak terlepas dari syariat Islam.

Sayangnya, dalam dunia yang semakin materialistis, semangat berlomba-lomba ini sering kali melenceng, menjadi ajang untuk mengejar ego pribadi atau pencapaian duniawi.

Ketika perlombaan dalam kebaikan dipersempit hanya untuk memenangkan eksistensi diri, niat yang awalnya lurus bisa berubah menjadi ambisi yang keliru.

Banyak di antara kita yang awalnya memiliki niat ikhlas untuk berkontribusi di Muhammadiyah, akhirnya tergelincir pada sikap egois dan hanya ingin menonjolkan diri.

Oleh karena itu, kita harus berhati-hati agar istilah fastabiqul khoirot tidak disalahartikan.

Berlomba dalam kebaikan itu penting, tetapi harus tetap disertai dengan niat yang tulus, tanpa merendahkan orang lain.

Sikap saling menghormati dan menghargai jauh lebih utama daripada sekadar berkompetisi untuk menunjukkan kehebatan.

Jalan Lain yang Lebih Mulia

Di masa lalu, fastabiqul khoirot menjadi motivasi utama dalam beramal di Muhammadiyah, terutama ketika gerakan ini masih menghadapi tantangan yang berbeda.

Namun, di era modern yang penuh tantangan digital dan persaingan yang semakin ketat, sudah saatnya Muhammadiyah merenungkan kembali pendekatan ini.

Kita tidak bisa lagi mengartikan fastabiqul khoirot hanya sebagai kompetisi, karena persaingan yang tidak sehat sering kali merusak nilai-nilai keikhlasan dalam beramal.

Ada jalan lain yang lebih mulia, yaitu semangat ta’awun—tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.

Inilah yang seharusnya menjadi landasan gerakan Muhammadiyah ke depan: saling bantu dan bekerja sama, bukan bersaing untuk kepentingan duniawi.

Dalam Islam, tolong-menolong atau ta’awun adalah prinsip yang sangat dianjurkan. Allah berfirman dalam Surat Al-Maidah ayat 2:

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”

Ayat ini menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi dalam melakukan kebaikan, bukan hanya sekadar berlomba-lomba menjadi yang terdepan.

Landasan Gerakan

Sudah saatnya Muhammadiyah menginternalisasi konsep ta’awanul khoirot sebagai landasan gerakan. Saling tolong-menolong dalam kebaikan akan menghasilkan organisasi yang lebih harmonis, solid, dan berkemajuan.

Kolaborasi dan sinergi yang didasarkan pada niat tulus untuk mencari rida Allah akan membawa manfaat yang besar, baik bagi Muhammadiyah, masyarakat, maupun bangsa.

Ta’awanul khoirot bukan sekadar slogan baru, tetapi semangat yang harus dihidupkan di seluruh aspek organisasi.

Sikap saling membantu, bekerja sama, dan berkolaborasi tanpa rasa persaingan akan menciptakan suasana organisasi yang lebih sehat dan produktif.

Pada dasarnya, perjuangan di Muhammadiyah bukanlah tentang siapa yang lebih hebat atau berjasa, melainkan tentang bagaimana kontribusi tersebut dapat memberikan manfaat bagi umat dan bangsa.

Tantangan yang dihadapi Muhammadiyah, baik dalam persyarikatan, ortom, maupun amal usaha, semakin kompleks dan beragam di era modern ini.

Namun, dengan semangat tolong-menolong yang kuat, setiap masalah bisa diatasi dengan lebih cepat dan efektif.

Semangat ta’awun akan memperkuat Muhammadiyah dalam menjalankan misinya sebagai gerakan dakwah dan sosial.

Langkah Bersama

Sudah saatnya kita mengedepankan semangat ta’awanul khoirot dalam ber-Muhammadiyah.

Sikap tolong-menolong akan membuat gerakan ini semakin solid, maju, dan relevan dengan tantangan zaman.

Fastabiqul khoirot tetap penting, namun harus disertai dengan semangat ta’awun yang saling mendukung dan membantu, bukan untuk memenangkan ego atau ambisi pribadi.

Mari kita jadikan setiap langkah bersama Muhammadiyah sebagai upaya menuju rida Allah dan Rasul-Nya.

Dengan semangat ta’awanul khoirot, Muhammadiyah akan terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi umat manusia di seluruh dunia. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini