Enam Perkara yang Merusak Hati dan Cara Menjaganya
foto: islamonline
UM Surabaya

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Manusia adalah makhluk istimewa dengan segala anugerah yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, baik berupa perangkat keras seperti tubuh, maupun perangkat lunak berupa akal dan hati.

Semua perangkat ini diciptakan untuk mendukung kehidupan manusia dan harus dijaga dengan baik, karena kerusakan pada salah satunya dapat mempengaruhi kehidupan secara keseluruhan.

Hati, dalam Islam, adalah pusat dari segala perilaku manusia. Jika hati seseorang baik, maka tindakannya pun akan baik, namun jika hati rusak, maka seluruh perilaku dan jasadnya akan terpengaruh. Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda dalam sebuah hadits:

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hati yang baik adalah hati yang selalu merasa takut kepada Allah dan mengharapkan rahmat-Nya. Sebaliknya, hati yang rusak adalah hati yang lalai dari mengingat Allah, yang memicu kemaksiatan dan perbuatan buruk.

Namun, menjaga hati dari kerusakan tidaklah mudah. Ada enam perkara yang bisa merusak hati manusia:

1. Berbuat Dosa dengan Sengaja, Berharap Taubat di Kemudian Hari

Sering kali manusia menyepelekan dosa dengan berpikir bahwa mereka bisa bertobat kelak. Padahal, dosa yang dianggap ringan bisa menjadi besar di mata Allah.

Rasulullah shalallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya kalian melakukan suatu amalan dan menyangka bahwa itu lebih tipis dari rambut. Namun kami menganggapnya di masa Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam sebagai sesuatu yang membinasakan.”.(HR. Bukhari)

2. Mempelajari Ilmu, Namun Tidak Mengamalkannya

Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah. Banyak di antara kita menuntut ilmu, tetapi gagal mengamalkannya, sehingga ilmu tersebut hanya menjadi teori tanpa manfaat nyata.

Malik bin Dinar berkata: “Barangsiapa yang mencari ilmu agama untuk diamalkan, maka Allah akan terus memberinya taufik.”

Namun, jika tidak diamalkan, ilmu bisa menjadi kebanggaan yang membawa kepada kesombongan.

3. Beramal Tanpa Keikhlasan

Amal yang tidak didasari dengan ikhlas hanya akan menjadi sia-sia. Seseorang bisa beramal hanya demi pencitraan atau ingin dipuji.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak menerima amalan kecuali yang ikhlas mengharapkan wajah-Nya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Memakan Rezeki dari Allah Tanpa Mensyukurinya

Mensyukuri nikmat adalah kewajiban setiap hamba Allah. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an:

“Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu. Tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka pasti azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

5. Tidak Rida dengan Pemberian Allah

Rida terhadap apa yang telah diberikan Allah membawa ketenangan dan kepuasan dalam hati. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Qonaah merupakan kekayaan yang tidak pernah musnah.” (Tabarani)

6. Mengubur Jenazah Namun Tidak Mengambil Pelajaran dari Kematian

Kematian adalah pelajaran penting bagi orang yang hidup. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan, yaitu kematian.”(HR. Tirmidzi)

Mengambil pelajaran dari kematian mengingatkan kita bahwa hidup ini sementara, dan segala amal kita akan dipertanggungjawabkan.

Hanya dengan hati yang selalu ingat kepada Allah, manusia bisa menjadi pribadi yang cerdas dan bijaksana.

Dengan mengetahui enam perkara yang dapat merusak hati ini, kita bisa lebih waspada dalam menjaga kebersihan hati dan senantiasa memohon pertolongan Allah agar hati kita tetap istikamah di jalan-Nya.

Sebagaimana doa yang diajarkan Rasulullah:

“Ya Muqallibal Qulub, tsabbit qalbi ‘ala dinik.”
(Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu). (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini