*) Oleh: Bahrus Surur-Iyunk
Tawakal adalah konsep spiritual yang penuh keajaiban. Artinya, menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah berusaha dengan sungguh-sungguh, sambil meyakini bahwa hasil akhir adalah ketentuan dari-Nya.
Tawakal bukan sikap pasrah tanpa usaha, melainkan perpaduan antara ikhtiar dan kepercayaan penuh kepada Allah dalam menghadapi segala ujian hidup, baik itu fisik, finansial, emosional, sosial, maupun spiritual.
Keajaiban tawakal sudah teruji dalam kehidupan para nabi dan sahabat, menjadikannya pedoman bagi umat Islam dalam mengatasi masalah kehidupan hingga hari ini.
Artikel ini akan membahas lima aspek kehidupan di mana tawakal berperan penting sebagai solusi dalam menghadapi ujian.
1. Tawakal dalam Ujian Fisik
Penyakit dan keterbatasan fisik sering kali menjadi ujian yang berat. Kisah Nabi Ayyub a.s. menjadi contoh nyata bagaimana tawakal menghadirkan keajaiban kesembuhan dari Allah.
Diuji dengan penyakit yang berat, tubuh Nabi Ayyub penuh luka. Namun, ia tidak pernah mengeluh dan terus bertawakal. Akhirnya, Allah menyembuhkannya sebagai balasan atas kesabarannya.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya: ‘Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan.’ (Allah berfirman): ‘Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.’ Dan Kami anugerahkan kepadanya keluarganya dan yang serupa dengan mereka sebagai rahmat dari Kami.” (QS. Shaad [38]: 41-43).
Ayat ini menunjukkan bahwa dengan kesabaran dan tawakal, Allah akan memberikan jalan keluar dari ujian fisik yang paling berat sekalipun.
2. Tawakal dalam Masalah Finansial
Masalah keuangan sering menjadi sumber keputusasaan. Namun, Rasulullah SAW mengajarkan bahwa tawakal kepada Allah dapat membuka pintu rezeki yang tidak terduga. Nabi Muhammad saw bersabda:
“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya Dia akan memberikan rezeki sebagaimana Dia memberikan rezeki kepada burung yang pergi pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi).
Sahabat Abdul Rahman bin Auf adalah contoh nyata. Ketika berhijrah ke Madinah, ia meninggalkan semua hartanya di Mekkah. Namun, dengan tawakal dan usaha gigih, ia berhasil membangun kembali kekayaannya dari nol dan menjadi salah satu sahabat terkaya. Tawakalnya tidak pasif, melainkan diiringi oleh usaha maksimal yang diberkahi oleh Allah.
3. Tawakal dalam Mengatasi Gejolak Emosional
Perasaan cemas, takut, dan stres sering muncul dalam kehidupan sehari-hari. Tawakal menjadi solusi penyejuk hati dan sumber ketenangan saat emosi menguasai.
Nabi Musa asmenghadapi situasi genting ketika Firaun dan tentaranya mengejar Bani Israil di depan Laut Merah. Sementara kaumnya panik, Nabi Musa dengan tenang dan penuh tawakal berkata:
“Sesungguhnya Tuhanku bersamaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” (QS. Asy-Syu’ara [26]: 62).
Keajaiban pun terjadi; laut terbelah, dan Nabi Musa serta kaumnya selamat. Kisah ini mengajarkan bahwa tawakal dapat menggantikan kecemasan dengan keyakinan bahwa Allah selalu bersama orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.
4. Tawakal dalam Hubungan Sosial
Dalam konflik dan ujian sosial, tawakal menjadi kunci perdamaian dan penyelesaian masalah. Kisah Nabi Yusuf a.s. memberikan pelajaran berharga.
Setelah dikhianati dan difitnah oleh saudara-saudaranya, Nabi Yusuf tetap bertawakal kepada Allah.
Akhirnya, Allah mengangkatnya menjadi seorang pemimpin yang dihormati, sementara saudara-saudaranya datang meminta maaf.
Allah berfirman: “Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni kamu, dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang.” (QS. Yusuf [12]: 92).
Tawakal dalam hubungan sosial mampu mengubah hati dan membawa kedamaian, bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun.
5. Tawakal dalam Menjaga Keseimbangan Spiritual
Tawakal juga menjadi penopang utama dalam menjaga keseimbangan spiritual di tengah ujian hidup. Rasulullah saw bersabda:
“Jika kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya Allah akan mencukupimu dalam segala hal.” (HR. Ahmad).
Cobaan spiritual yang menguji iman sering kali hadir dalam kehidupan. Tawakal menjadi sumber kekuatan untuk tetap teguh dalam beribadah dan menjaga keimanan meski menghadapi berbagai kesulitan. Allah berfirman:
“Barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.” (QS. Ath-Thalaq [65]: 3).
Ayat ini memberikan jaminan bahwa Allah akan mencukupi kebutuhan hamba-hamba-Nya yang bertawakal, baik dalam hal fisik, finansial, emosional, sosial, maupun spiritual.
Keajaiban tawakal terletak pada ketenangan dan ketentraman batin yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang berserah diri.
Tawakal bukan hanya sikap pasif, melainkan kombinasi usaha maksimal dengan keyakinan penuh bahwa Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap ujian.
Dari kisah para nabi dan sahabat, kita belajar bahwa tawakal adalah solusi bagi berbagai masalah kehidupan—baik yang bersifat fisik, finansial, emosional, sosial, maupun spiritual.
Wallahu a’lam. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News