Hakikat Keimanan dan Kesadaran akan Pengawasan Allah
UM Surabaya

*)Oleh: Syahrul Ramadhan, SH, MKn
Sekretaris LBH AP PDM Lumajang

Surah Fussilat ayat 22 membahas mengenai hakikat keimanan dan kesadaran akan pengawasan Allah terhadap segala perbuatan manusia. Ayat ini memberikan peringatan tentang bagaimana manusia terkadang menganggap dirinya bisa menyembunyikan perbuatan dari pandangan Allah.

Dalam konteks sejarah, kaum Tsaqif dan Quraisy, yang dikenal sebagai musyrikin Makkah, menjadi cerminan dari sikap ini. Mereka kerap mengingkari ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dan berusaha menyembunyikan keburukan serta kedurhakaan mereka. Ayat ini berbunyi:

وَمَا كُنتُمْ تَسْتَتِرُونَ أَنْ يَشْهَدَ عَلَيْكُمْ سَمْعُكُمْ وَلَا أَبْصَارُكُمْ وَلَا جُلُودُكُمْ وَلَٰكِنْ ظَنَنْتُمْ أَنَّ اللَّهَ لَا يَعْلَمُ كَثِيرًا مِمَّا تَعْمَلُونَ

“Dan kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu terhadapmu, tetapi kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan.” (QS. Fussilat: 22)

  1. Konteks Kaum Tsaqif dan Quraisy

Kaum Tsaqif dan Quraisy merupakan masyarakat yang sangat kuat dalam memegang keyakinan nenek moyang mereka. Mereka menolak ajaran tauhid yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, karena menganggap ajaran tersebut bertentangan dengan tradisi dan kemapanan yang mereka jaga. Sikap keras kepala dan penolakan mereka terhadap dakwah Nabi Muhammad SAW didorong oleh rasa superioritas serta keinginan mempertahankan status sosial.

Ketika Nabi Muhammad SAW menyampaikan peringatan akan adanya hari pembalasan, kaum Tsaqif dan Quraisy meresponsnya dengan sikap yang penuh keingkaran. Mereka berpikir bahwa perbuatan mereka yang bertentangan dengan ajaran Islam dapat disembunyikan. Mereka bahkan menganggap bahwa perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukan tidak akan diketahui oleh Allah.

  1. Makna dan Refleksi QS. Fussilat Ayat 22

Ayat ini memberikan peringatan bahwa pada hari kiamat nanti, segala anggota tubuh manusia, termasuk pendengaran, penglihatan, dan kulit mereka, akan bersaksi tentang apa yang telah mereka lakukan di dunia. Kaum Tsaqif dan Quraisy, yang merasa bisa menyembunyikan perbuatan mereka dari pandangan manusia, akan mendapati bahwa tidak ada satu pun perbuatan yang luput dari pengetahuan Allah. Mereka mengira bahwa kejahatan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi akan terlindungi dari hukuman.

Namun, dalam kenyataannya, pada hari pembalasan nanti, setiap anggota tubuh mereka justru akan menjadi saksi atas perbuatan-perbuatan tersebut. Hal ini menjadi teguran bagi mereka, bahwa tidak ada satu pun perbuatan yang terlewat dari pengawasan Allah, baik yang tersembunyi maupun yang terlihat oleh manusia.

  1. Pelajaran bagi Umat Islam

Refleksi dari kisah kaum Tsaqif dan Quraisy serta peringatan dalam QS. Fussilat ayat 22 memberikan beberapa pelajaran penting bagi umat Islam:

Kesadaran Akan Pengawasan Allah: Seorang mukmin harus selalu ingat bahwa Allah mengetahui segala perbuatannya, bahkan yang tidak diketahui oleh manusia. Kesadaran ini akan mendorong seseorang untuk selalu berbuat baik, meskipun tidak ada yang melihatnya, dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa meskipun dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Tidak Ada Perbuatan yang Luput dari Pengawasan: Ayat ini mengingatkan bahwa pada hari kiamat, setiap perbuatan manusia akan diperlihatkan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk senantiasa bermuhasabah dan memperbaiki diri agar kelak tidak ada anggota tubuh yang bersaksi terhadap keburukan yang kita lakukan.

Menjaga Kejujuran dan Integritas: Umat Islam harus menjaga kejujuran dan integritas dalam setiap aspek kehidupan, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Tidak ada gunanya berusaha menyembunyikan keburukan di hadapan manusia, sebab yang terpenting adalah bagaimana kita di hadapan Allah.

  1. Relevansi dengan Kehidupan Modern

Dalam konteks kehidupan modern, pesan dari QS. Fussilat ayat 22 juga sangat relevan. Kita seringkali beranggapan bahwa perbuatan kita yang tidak diketahui oleh manusia tidak akan berdampak. Misalnya, seseorang yang berbuat curang dalam pekerjaan atau menyebarkan keburukan di media sosial dengan akun anonim. Ayat ini menjadi pengingat bahwa Allah mengetahui setiap hal yang kita lakukan, dan semua itu akan dipertanggungjawabkan di hari kiamat.

Sebagaimana kaum Tsaqif dan Quraisy yang merasa aman dari pengawasan, banyak dari kita yang juga merasa aman ketika melakukan kesalahan di balik layar. Padahal, yang terpenting bukanlah apa yang tampak oleh manusia, melainkan apa yang dilihat dan dicatat oleh Allah SWT.

Q.S. Fussilat ayat 22 dan kisah kaum Tsaqif dan Quraisy memberikan refleksi mendalam tentang pentingnya kesadaran akan pengawasan Allah terhadap setiap tindakan manusia. Mereka yang merasa aman karena dapat menyembunyikan perbuatan buruknya dari pandangan manusia akan mendapati bahwa di hari kiamat kelak, seluruh anggota tubuh mereka akan bersaksi atas perbuatan tersebut.

Pesan ini mendorong kita untuk selalu menjaga keimanan dan amal perbuatan, baik yang terlihat maupun tersembunyi, agar selaras dengan tuntunan Allah SWT.

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini