Krismuha Itu Istilah Sosiologis, Bukan Teologis
Fathurrahman Kamal
UM Surabaya

Jagat maya ramai membincangkan istilah Krismuha, akronim dari Kristen/Katolik dengan Muhammadiyah.

Krismuha bukan istilah teologis, melainkan istilah sosiologis. Istilah Krismuha sama statusnya dengan istilah lain seperti Munu (Muhammadiyah-NU), Musa (Muhammadiyah-Salafi) dan seterusnya.

Ini identifikasi sosiologis. Jadi dikiranya itu orang Kristen masuk Muhammadiyah, lalu kemudian Kebaktiannya di Masjid UMS, bukan itu yang dimaksud.

Saya bisa menceritakan pengalaman ketika memberikan materi dalam acara orientasi studi di beberapa Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) kawasan timur Indonesia.

PTM di Indonesia Timur lebih banyak diisi oleh anak-anak non-muslim, bahkan mahasiswa muslimnya terkadang hanya 10 persen.

Itu mereka nyaman dengan Islam yang mereka dapatkan di kampus, karena tidak ada intimidasi, pemaksaan, tidak ada bully hanya karena beda kepercayaan. Mereka nyaman dengan toleransi Muhammadiyah.

Terkait dengan ramainya perbincangan di jagat maya tentang Krismuha, hal itu saya kira sebagai akibat dari lemahnya literasi, yang kemudian dihadapkan dengan realitas maya yang begitu rupa.

Padahal istilah Krismuha ini biasa saja dan sudah lama ada di Muhammadiyah.
Jadi teman-teman jangan terlalu baper dengan istilah ini. Ini istilah sosiologis, dan tidak ada kaitannya dengan teologis atau akidah.

Berkaca dari kejadian tersebut, warganet khususnya yang berafiliasi dengan Muhammadiyah supaya tidak terlalu terbawa perasaan dan menganggap Muhammadiyah telah menyelisihi khittah-nya.

Supaya warganet juga memperkuat literasi mereka agar tidak mudah terbawa arus perbincangan. (*)

(Disampaikan Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Fathurrahman Kamal dalam Seminar Nasional Risalah Islam Berkemajuan LPPIK UMS, 31 Mei 2023)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini