Webinar Diplomacy Day I: PPNA Mempertajam Aksi untuk Perubahan
PP Nasyiatul Aisyiyah melalui Departemen Kerjasama dan Kehumasan gelar Webinar Diplomacy Day I bertajuk Membingkai Narasi Mempertajam Aksi
UM Surabaya

Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA), melalui Departemen Kerjasama dan Kehumasan, menggelar Webinar Diplomacy Day I bertajuk Membingkai Narasi Mempertajam Aksi padaAhad (27/10/2024). Acara ini diikuti ratusan kader NA dari seluruh Indonesia.

Ketua Umum PPNA, Ariati Dina Puspitasari, menyampaikan bahwa webinar ini bertujuan memperkuat posisi Nasyiatul Aisyiyah dalam analisis kritis isu-isu perempuan dan anak. Dina berharap kegiatan ini menjadi wadah untuk mendapatkan ilmu yang memperkuat nilai inklusivitas dan daya saing.

“Berangkat dari semangat Al-Ma’un dan nilai-nilai para pendahulu, kita memiliki potensi besar di pasar yang inklusif. PPNA perlu merumuskan strategi kerjasama yang berintegritas agar manfaatnya semakin meluas,” ungkap Dina.

Dina, sapaan akrabnya, juga menegaskan bahwa sejak berdiri pada tahun 1931, PPNA aktif mengambil peran dalam isu-isu sosial, khususnya dalam gerakan perempuan. PPNA akan terus menyuarakan isu-isu nasional, termasuk kekerasan terhadap perempuan, demi perbaikan dan perubahan yang lebih baik.

Dalam sesi materi, Dr. Norma Sari, M.Hum membahas pentingnya penguatan nilai gerakan Nasyiatul Aisyiyah (NA) dalam menghadapi tantangan global. Norma menjelaskan bahwa konsep “daya mitra” yang terkandung dalam anggaran dasar PPNA sangat penting untuk mendorong internasionalisasi gerakan ini.

“Meskipun isu daya saing sudah sering dibahas, konsep daya mitra atau kolaborasi juga perlu kita pahami bersama. Kemampuan membangun kemitraan dengan berbagai pihak adalah hal yang krusial,” jelas Norma.

Norma menambahkan bahwa prinsip Islam berkemajuan dan konsep rahmatan lil alamin menjadi kekuatan utama dalam misi kejayaan Islam yang dicita-citakan. Ia juga menekankan bahwa pendidikan adalah pilar penting dalam mendukung sektor sosial dan ekonomi. “Untuk menghadapi tantangan global, tradisi keilmuan, pemberdayaan, dan kolaborasi menjadi sangat penting agar kader-kader NA menjadi pribadi yang aktual,” pesan Norma.

Sementara itu, Nasrullah, M Si, dalam materinya berjudul “Meramu Narasi yang Kuat untuk Membangun Identitas Diplomasi Berbasis Isu Sosial,” menekankan pentingnya bagi Nasyiatul Aisyiyah (NA) untuk membangun narasi kuat yang berfokus pada isu-isu sosial dalam rangka memperkuat identitas diplomasi. Ia menegaskan bahwa NA memiliki produk berkualitas yang mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

“Saya kutip kata-kata dari Marty Neumeier: branding is the process of connecting good strategy with good creativity. Branding bukan sekadar memasang logo atau slogan, tetapi menciptakan identitas yang kuat dan relevan dengan menggabungkan strategi yang tepat dan kreativitas yang menarik,” ujar Nasrullah.

Ia mengajak peserta menyusun strategi komunikasi yang tepat, mulai dari menentukan why, who, what, how/when, hingga tindak lanjut (follow-up). Menurutnya, NA perlu membangun narasi khusus yang mencerminkan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan baik di tingkat nasional maupun internasional.

“Saya yakin, dengan strategi yang tepat, NA mampu menggaungkan isu-isu penting, membawa dampak nyata, dan menghidupkan cerita di dalamnya,” tutup Nasrullah.(*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini