*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Dunia hendaknya menjadi sarana, bukan tujuan. Segala pencapaian duniawi semestinya diarahkan untuk mencari keridhaan Allah semata, dengan menjadikan dunia sebagai alat untuk menyiapkan bekal bagi kehidupan yang abadi di akhirat.
Allah mengingatkan kita dalam firman-Nya bahwa dunia adalah tempat ujian dan cobaan, bukan tempat tujuan akhir:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي كَبَدٍ
“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” (QS. Al-Balad: 4)
Dengan kata lain, meskipun dunia menawarkan kenikmatan, ia juga penuh dengan kesulitan dan penderitaan yang merupakan bagian dari ujian.
Oleh karena itu, adalah bijaksana untuk menempatkan akhirat sebagai prioritas tertinggi, karena kehidupan di sana bersifat kekal, dan apa yang didapatkan di akhirat akan jauh melebihi segala kenikmatan dunia.
Allah juga menegaskan bahwa dunia bukan untuk ditinggalkan sepenuhnya. Dunia dapat dimanfaatkan untuk kebaikan selama tidak membuat kita terjebak dalam kenikmatan yang bersifat sementara. Sebagaimana dalam firman-Nya:
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash: 77)
Ayat ini mengajarkan keseimbangan; kita diperintahkan untuk mengejar akhirat, tetapi tetap mengambil bagian dari kenikmatan dunia tanpa melupakan untuk berbuat baik kepada sesama.
Keseimbangan Antara Dunia dan Akhirat
Islam mengajarkan bahwa mencintai dunia tidak berarti harus mengabaikannya sepenuhnya. Dalam beberapa hadis, Rasulullah SAW memberikan panduan untuk tetap memanfaatkan dunia sebagai jalan menuju akhirat:
“Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau seorang pengembara.” (HR. Bukhari No. 6416)
Hadis ini mengingatkan kita agar tidak terlalu terpaut pada dunia, melainkan melihatnya sebagai persinggahan sementara menuju tempat yang abadi, yaitu akhirat.
Menjadikan Dunia sebagai Bekal
Dunia adalah tempat persinggahan yang singkat. Apapun yang kita peroleh—baik itu harta, kedudukan, atau kesenangan—tidak sebanding dengan pahala dan kebahagiaan di akhirat. Rasulullah SAW juga bersabda:
“Tidaklah dunia dibandingkan akhirat melainkan seperti seseorang yang mencelupkan jarinya ke dalam laut. Maka lihatlah apa yang dibawanya (dari air laut itu).” (HR. Muslim No. 2858)
Hadis ini menunjukkan betapa kecilnya dunia dibandingkan akhirat. Semoga kita termasuk orang-orang yang mampu memanfaatkan dunia ini sebagai sarana untuk meraih akhirat, dan Allah SWT meridhai usaha kita.
Insya Allah bermanfaat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News