Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Agung Danarto optimis Muhammadiyah akan terus berkembang di wilayah Indonesia Timur. Bahkan, atas dasar kepercayaan yang begitu tinggi dari masyarakat, PP Muhammadiyah memutuskan untuk memilih Kupang, NTT, sebagai tuan rumah Tanwir Muhammadiyah 2024.
“Melihat tingginya kepercayaan masyarakat di wilayah Indonesia Timur, saya yakin Muhammadiyah akan terus berkembang di sana. Ini juga yang menjadi alasan kami memilih Kupang sebagai tuan rumah Tanwir Muhammadiyah tahun 2024,” kata Agung saat menutup acara CRM Awards di Ilir Timur, Kota Palembang, Sumatra Selatan, pada Ahad (3/11/2024).
Agung lantas bercerita mengenai pengalamannya berkunjung ke Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) yang meskipun berstatus kampus Islam, justru dihuni oleh lebih dari 83 persen mahasiswa non-Muslim. Salah satu contoh nyata inklusivitas dan kualitas pendidikan yang luar biasa.
“Saya sempat berkunjung ke Universitas Muhammadiyah Kupang, dan yang saya saksikan di sana adalah sebuah kampus yang sangat inklusif. Lebih dari 83 persen mahasiswa UMK adalah non-Muslim. Ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah di sana tidak hanya diterima, tetapi juga dihargai masyarakat luas,” ungkap Agung.
Selain dikenal dengan keunggulan akademiknya, UMK di NTT juga mampu bersaing dengan perguruan tinggi milik agama lain, bahkan jumlah mahasiswa UMK lebih banyak dibandingkan universitas agama mayoritas di daerah tersebut. Keberhasilan ini, menurut Agung, tidak terlepas dari hubungan sosial yang baik yang dibangun oleh Muhammadiyah dengan masyarakat sekitar.
Relasi Sosial dan Kepercayaan Masyarakat
Agung mengungkapkan, Muhammadiyah tidak hanya menarik minat masyarakat lewat keunggulan akademik, tetapi juga melalui pendekatan sosial yang kuat. Sebagai contoh, sebuah tindakan luar biasa dilakukan oleh salah satu warga di NTT, yang bukan anggota Muhammadiyah, tetapi dengan sukarela menghibahkan tanah seluas lebih dari tiga hektar untuk pembangunan sekolah Muhammadiyah.
“Ini adalah salah satu contoh luar biasa. Seorang warga yang bukan anggota Muhammadiyah menghibahkan tanah seluas lebih dari tiga hektar untuk pembangunan sekolah Muhammadiyah di NTT. Hal ini tentu menunjukkan tingginya kepercayaan masyarakat kepada Muhammadiyah,” ujar Agung.
Kepercayaan tersebut juga terlihat secara kolektif, terutama dari salah satu suku di Labuan Bajo, yang menghibahkan lahan seluas 63 hektar untuk kepentingan pembangunan institusi pendidikan Muhammadiyah.
“Di Labuan Bajo, suku setempat bahkan menghibahkan tanah seluas 63 hektar untuk pembangunan sekolah dan fasilitas Muhammadiyah lainnya. Ini adalah bukti nyata bahwa Muhammadiyah sangat dihargai dan diterima di tengah masyarakat,” tambah Agung.
Agung menambahkan, kehadiran Muhammadiyah di suatu wilayah, seperti di NTT, memiliki dampak positif yang sangat luas, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, hingga kerukunan antar umat beragama. Hal ini tak terlepas dari dasar pandangan Muhammadiyah tentang Islam Berkemajuan.
Islam Berkemajuan sebagai Dasar Pembangunan
Menurut Agung, pandangan Islam Berkemajuan yang diusung Muhammadiyah merupakan salah satu faktor utama yang mendorong kemajuan umat dan bangsa. Pandangan ini mengajak umat Islam untuk terus berkembang, berpikir maju, dan tidak terjebak dalam stagnasi.
“Islam adalah agama yang mendorong umatnya untuk selalu maju. Jika ada seseorang yang mengaku Muslim tetapi tidak terdorong untuk maju, berarti ada yang keliru dalam pemahaman agamanya. Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah agama yang mendorong peradaban menuju kejayaan, dari yang awalnya terpinggirkan menjadi superpower di dunia,” tegas Agung.
Dengan pemahaman ini, Muhammadiyah bertekad untuk terus memajukan umat, bangsa, dan kemanusiaan, dengan cara membangun sistem pendidikan yang inklusif, memajukan sektor kesehatan, dan berperan aktif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat di seluruh penjuru Indonesia. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News