*)Oleh: Sigit Subiantoro
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri
Saat manusia merasa sehat, dan merasa memiliki waktu luang — yang terjadi justru lalai dan tidak bersyukur.
Sehat dan waktu luang adalah nikmat Allah yang luar biasa mahalnya. Sayang, saat keduanya diberikan, justru menimbulkan kelalaian.
Nabi bersabda,
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
”Ada dua kenikmatan yang banyak menipu manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu luang” (HR Bukhari).
Ibnu Baththol mengatakan, ”Seseorang tidaklah dikatakan memiliki waktu luang hingga badannya juga sehat. Barangsiapa yang memiliki dua nikmat ini –yaitu waktu luang dan nikmat sehat, hendaklah ia bersemangat, jangan sampai ia tertipu dengan meninggalkan syukur pada Allah atas nikmat yang diberikan”.
“Bersyukur”, lanjut Ibnu Bathol, “adalah dengan melaksanakan setiap perintah dan menjauhi setiap larangan Allah. Barangsiapa yang luput dari syukur semacam ini, maka dialah yang tertipu.”
Ibnul Jauzi mengatakan, ”Kadang-kadang manusia berada dalam kondisi sehat, namun ia tidak memiliki waktu luang karena sibuk dengan urusan dunianya. Dan kadang-kadang pula seseorang memiliki waktu luang, namun ia dalam kondisi tidak sehat”.
“Apabila terkumpul pada manusia waktu luang dan nikmat sehat, sungguh akan datang rasa malas dalam melakukan amalan ketaatan. Itulah manusia yang telah tertipu,” lanjut Ibnul Jauzi.
“Barangsiapa yang memanfaatkan waktu luang dan nikmat sehat dalam rangka melakukan ketaatan, maka dialah yang akan berbahagia. Sebaliknya, barangsiapa memanfaatkan keduanya dalam maksiat, dialah yang betul-betul tertipu,” lanjut Ibnul Jauzi.
Semoga Allah memberikan kesehatan, ketaatan, dan kebermanfaatan dalam hidup kita.
Semoga bermanfaat.
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News