Wawasan Tajdid Muhammadiyah: Perempuan Punya Peluang Setara dalam Kepemimpinan
Syamsul Anwar
UM Surabaya

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Syamsul Anwar menekankan pentingnya wawasan tajdid dalam memahami ajaran Islam di era modern.

Dalam kajian Ahad pagi di Masjid Kiai Sudja, pada Senin (28/7/2024), ia menyampaikan bahwa Muhammadiyah berfokus pada pandangan progresif dan ke depan, bukan terbatas pada pendekatan masa lalu.

“Muhammadiyah berwawasan tajdid, bukan sekadar mengikuti pemahaman Salaf, melainkan bersikap dinamis sesuai kebutuhan masa kini dan yang akan datang,” ujar Syamsul.

Ia mencontohkan bahwa sikap tajdid ini terlihat dalam keputusan-keputusan Tarjih, khususnya dalam fikih.

Syamsul juga menyoroti pemahaman mengenai kepemimpinan perempuan. Menanggapi hadis yang menyebutkan bahwa suatu kaum tidak akan sukses jika dipimpin perempuan, ia menjelaskan bahwa hadis ini perlu dilihat dalam konteks sosial dan budaya saat itu.

Pada masa Nabi, perempuan umumnya tidak berperan di ranah publik, dan kehidupan mereka lebih banyak berlangsung dalam lingkup domestik.

Hal ini, menurut Syamsul, menunjukkan keinginan Nabi agar seorang pemimpin memahami kondisi masyarakat secara luas.

Dalam konteks Muhammadiyah, Majelis Tarjih dan Tajdid sejak 1976 telah memutuskan bahwa perempuan boleh menjadi pemimpin, mencerminkan orientasi organisasi yang berpandangan maju.

“Keputusan ini bukanlah hal baru; sudah hampir setengah abad,” kata Syamsul, menegaskan kembali pandangan tersebut.

Syamsul menekankan bahwa syarat utama kepemimpinan adalah keahlian, baik untuk laki-laki maupun perempuan.

“Kepemimpinan terbuka bagi perempuan selama memiliki kompetensi di bidangnya, begitu pula bagi laki-laki—tanpa pemahaman yang cukup, seseorang tidak pantas memimpin,” jelasnya.

Syamsul juga mengingatkan pentingnya metode holistik dalam memahami hadis, yakni dengan mengaitkan hadis dengan ayat Al-Qur’an, hadis lainnya, dan prinsip-prinsip yang relevan.

Penutupnya menegaskan bahwa Muhammadiyah berkomitmen untuk memahami dan menerapkan ajaran Islam secara kontekstual sesuai perkembangan zaman, dengan tetap menegakkan keadilan dan kesetaraan dalam masyarakat. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini