Mengetahui potensi besarnya aset yang dimiliki oleh Persyarikatan Muhammadiyah, Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG), Muh Aris Marfai mendorong Muhammadiyah untuk memiliki sistem data satu peta.
Dorongan tersebut disampaikan Aris Marfai pada Jumat (8/11/2024) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dalam sambutan Penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
Menurut data pada Milad ke-111 Muhammadiyah tahun lalu, Muhammadiyah memiliki beberapa aset, seperti 214.742.677 luas tanah, 14.670 Pimpinan Ranting Muhammadiyah, 20.465 lokasi aset wakaf, dan seterusnya.
Tidak hanya itu, Persyarikatan Muhammadiyah juga memiliki 167 Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA), serta 120 lebih Rumah Sakit Muhammadiyah-’Aisyiyah (RSMA).
Arif Marfai mengatakan besarnya aset Persyarikatan Muhammadiyah tersebut dikhawatirkan belum merata. Misalnya aset Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dalam bentuk pelayanan kesehatan, dan pendidikan.
“Amal usaha misalnya, sekolah dan rumah sakit ternyata begitu kita masukkan di peta ternyata masih ada daerah yang bolong dan perlu pelayanan Muhammadiyah. Tapi di satu sisi sudah ada layanan Muhammadiyah yang padat di satu tempat,” katanya.
Tak hanya itu, data geospasial dapat digunakan untuk menentukan rencana pembangunan masjid. Sebab data informasi geospasial itu bukan data tabular. Informasi geospasial juga dapat digunakan untuk pemetaan potensi zakat umat dan pentasyarufannya.
“Minimal itu kalau dapat kita terapkan di Muhammadiyah sendiri itu akan luar biasa,” katanya.
Menurut Aris Marfai, Muhammadiyah punya sumber daya potensial dalam mengaplikasikan data informasi geospasial ini, karena didukung adanya prodi geografi dan geodesi, selain itu juga memiliki SMK yang dapat diposisikan sebagai surveyor.
Informasi geospasial ini juga dapat digunakan untuk memetakan potensi murid pada sistem zonasi sekolah. Muhammadiyah dengan 5.354 sekolah/madrasah dapat memetakan potensi anak-anak yang masuk zonasi sekolah Muhammadiyah tersebut.
Mengakhiri sambutannya, Aris menyampaikan bahwa Muhammadiyah baik di level pusat, maupun wilayah dan daerah dapat membuat sistem untuk data satu peta dengan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya sendiri. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News