Bani Israil dan Inferioritas dalam Tauhid: Mengapa Mereka Gagal Patuh?
Ilustrasi: youtube
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Slamet Muliono Redjosari

Tauhid yang tipis atau lemah menumbuhkan mental inferior. Hal ini membuat semangat perjuangan lumpuh saat diperintah untuk menghadapi musuh. Padahal perintah itu datang dari Allah, Sang Maha Kuat dan Maha Perkasa.

Bagi Allah, mudah sekali menundukkan dan melemahkan siapa pun yang dikehendaki. Bani Israil merupakan contoh yang layak disajikan sebagai bangsa yang lemah tauhidnya sehingga tak memiliki semangat perjuangan ketika diperintahkan menjalankan sesuatu.

Padahal mereka didampingi Nabi yang mulia, dan pernah beberapa kali terbukti berkontribusi membebaskan mereka dari berbagai kesulitan.

Mental inferior dalam tauhid inilah yang menggejala pada umat Islam ketika menghadapi perintah Allah.

Mental Inferior

Bani Israil merupakan bangsa pilihan. Mereka memperoleh berbagai kenikmatan besar namun mental inferior menghantui sehingga selalu menolak perintah.

Berbagai alasan pun selalu mereka usulkan, padahal alasan itu sulit diterima akal sehat. Dikatakan tak masuk akal karena sejarah telah membuktikan bahwa Bani Israil didampingi Nabi yang amat mulia, dan beberapa mukjizatnya disaksikan secara langsung.

Salah satu contoh kenikmatan yang mereka saksikan adalah ketika Allah memberi makanan (manna dan salwa) dengan mudah, yang mereka dapatkan tanpa berletih-letih dalam memperolehnya.

Allah juga melindungi mereka dari panas dengan mendatangkan awan, mata air yang cukup untuk masing-masing suku juga mereka saksikan. Allah membebaskan mereka dari perbudakan yang dilakukan Firaun.

Bahkan Firaun beserta tentaranya yang kejam dan bengis berhasil ditenggelamkan Allah, dan mereka melihatnya secara langsung.

Namun ketika diperintah untuk perang melawan musuh, Bani Israil tak memiliki keberanian.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini