*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana
Dari Muawiyah bin Abi Sufyan radhiallahu anhu, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
الْمُؤَذِّنُونَ أَطْوَلُ النَّاسِ أَعْنَاقًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Orang-orang yang azan (muazin) adalah orang yang paling panjang lehernya pada hari kiamat.” (HR. Muslim)
Abu Said Al-Khudri radhiallahu anhu pernah berkata kepada Abdullah bin Abdirrahman bin Abi Sha’sha’ah Al-Anshari:
إِنِّي أَرَاكَ تُحِبُّ الْغَنَمَ وَالْبَادِيَةَ فَإِذَا كُنْتَ فِي غَنَمِكَ أَوْ بَادِيَتِكَ فَأَذَّنْتَ بِالصَّلَاةِ فَارْفَعْ صَوْتَكَ بِالنِّدَاءِ فَإِنَّهُ لَا يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلَا إِنْسٌ وَلَا شَيْءٌ إِلَّا شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. قَالَ أَبُو سَعِيدٍ: سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Saya perhatikan kamu sangat menyukai kambing dan kehidupan di kampung. Jika kamu sedang bersama kambingmu atau berada di kampungmu dan kamu mengumandangkan azan untuk salat, tinggikanlah suaramu. Karena sesungguhnya tidaklah suara muazin itu didengarkan oleh jin, manusia, dan makhluk lainnya kecuali semuanya akan menjadi saksi baginya pada hari kiamat.” Lalu Abu Said berkata, “Saya mendengar ini dari Rasulullah shallallahu alaihi wa alihi wasallam.” (HR. Al-Bukhari)
Rasulullah shallallahu alaihi wa alihi wasallam juga bersabda:
لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لَاسْتَهَمُوا وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِيرِ لَاسْتَبَقُوا إِلَيْهِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي الْعَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
“Kalau manusia mengetahui besarnya pahala yang ada pada panggilan (azan) dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mendapatkannya kecuali dengan undian, maka pasti mereka akan mengundinya. Jika mereka mengetahui besarnya pahala yang didapat karena bersegera menuju salat, mereka akan berlomba-lomba. Dan jika mereka mengetahui besarnya pahala dari salat isya dan subuh, mereka pasti akan mendatanginya meskipun harus dengan merangkak.” (HR. Al-Bukhari)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa alihi wasallam bersabda:
إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لَا يَسْمَعَ التَّأْذِينَ فَإِذَا قَضَى النِّدَاءَ أَقْبَلَ حَتَّى إِذَا ثُوِّبَ بِالصَّلَاةِ أَدْبَرَ حَتَّى إِذَا قَضَى التَّثْوِيبَ أَقْبَلَ حَتَّى يَخْطِرَ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ يَقُولُ اذْكُرْ كَذَا اذْكُرْ كَذَا لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ لَا يَدْرِي كَمْ صَلَّى
“Ketika azan dikumandangkan, setan lari sambil kentut hingga tidak mendengar azan lagi. Saat azan selesai, setan kembali. Saat iqamah dikumandangkan, ia pergi lagi, lalu kembali untuk mengganggu pikiran orang yang salat, hingga seseorang tidak menyadari berapa rakaat salatnya.” (HR. Al-Bukhari)
Dari Al-Barra’ bin ‘Azib radhiallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa alihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصَّفِّ الْمُقَدَّمِ وَالْمُؤَذِّنُ يُغْفَرُ لَهُ بِمَدِّ صَوْتِهِ وَيُصَدِّقُهُ مَنْ سَمِعَهُ مِنْ رَطْبٍ وَيَابِسٍ وَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ صَلَّى مَعَهُ
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk mereka yang berada di shaf terdepan. Dosa muazin akan diampuni sejauh suaranya terdengar, dan ia dibenarkan oleh segala yang mendengarnya, baik benda basah maupun kering. Ia juga mendapatkan pahala seperti orang-orang yang salat bersamanya.” (HR. An-Nasai)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa alihi wasallam bersabda:
الْإِمَامُ ضَامِنٌ وَالْمُؤَذِّنُ مُؤْتَمَنٌ اللَّهُمَّ أَرْشِدْ الْأَئِمَّةَ وَاغْفِرْ لِلْمُؤَذِّنِينَ
“Seorang imam adalah penjamin salat, dan muazin adalah orang yang diberi amanah. Ya Allah, berilah petunjuk kepada para imam dan ampunilah para muazin.” (HR. Abu Daud)
Dari Ibnu ‘Umar radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa alihi wasallam bersabda:
مَنْ أَذَّنَ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ سَنَةً وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ وَكُتِبَ لَهُ بِتَأْذِينِهِ فِي كُلِّ يَوْمٍ سِتُّونَ حَسَنَةً وَلِكُلِّ إِقَامَةٍ ثَلَاثُونَ حَسَنَةً
“Barangsiapa mengumandangkan azan selama dua belas tahun, maka surga menjadi wajib baginya. Setiap hari azannya, akan dituliskan enam puluh kebaikan, dan tiga puluh kebaikan untuk setiap iqamah.” (HR. Ibnu Majah)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News