*)Oleh: Ghoffar Ismail
Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah
Hidup seorang mukmin adalah perjalanan panjang menuju kebajikan dan kesempurnaan. Setiap detik, menit, hari, dan tahun yang dilalui merupakan proses perbaikan diri yang tiada henti, selalu berupaya mendekatkan diri kepada Allah. Aktivitas kehidupan sehari-hari menjadi sarana untuk menanamkan kebaikan, sehingga Allah pun memanggilnya dalam kebaikan.
Surat Al-Baqarah (147-148), Allah menegaskan bahwa kebenaran hanya berasal dari-Nya, sehingga setiap mukmin didorong untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Ayat ini mengingatkan bahwa hidup tidak sekadar tentang mengetahui apa yang benar, tetapi lebih penting lagi mewujudkan kebenaran itu dalam tindakan nyata.
Perlombaan menuju kebaikan adalah wujud dari iman yang dinamis, yang mendorong setiap individu untuk terus berusaha menjadi lebih baik, tanpa pernah berhenti pada satu titik pencapaian.
Semangat untuk terus berubah dan berproses menjadi lebih baik juga tercermin dalam Surat Ar-Ra’d (11), yang menyebutkan bahwa Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum kecuali mereka berusaha mengubahnya sendiri. Ayat ini menanamkan keyakinan bahwa perubahan positif hanya akan terjadi jika ada upaya sungguh-sungguh dari individu maupun kolektif.
Setiap mukmin dituntut untuk tidak stagnan, untuk terus melangkah meskipun tantangan hidup datang menghadang. Perubahan ini hanya bisa terjadi jika kita berkomitmen untuk terus berusaha dan bertumbuh.
Dalam Surat Ali Imran (142-143), Allah mengingatkan pentingnya komitmen dan konsistensi dalam menjalani hidup. Jalan menuju kebajikan sering kali dipenuhi dengan ujian yang menguji ketulusan iman. Konsistensi dalam menegakkan kebaikan adalah bukti keimanan sejati, yang hanya bisa diwujudkan oleh mereka yang teguh dan sabar.
Oleh karena itu, mukmin diajarkan untuk tidak mudah menyerah, untuk terus berpegang pada nilai-nilai kebaikan, dan percaya bahwa setiap ujian yang dilalui pasti mengandung hikmah.
Surat As-Shaf (2-3) menekankan tentang integritas—keselarasan antara ucapan dan perbuatan. Mukmin sejati tidak hanya cukup berucap kebaikan, tetapi harus membuktikannya dalam tindakan. Ayat ini menjadi pengingat agar setiap individu menjaga kejujuran dan bertanggung jawab atas apa yang diikrarkan. Integritas ini adalah fondasi bagi kerja keras dan dedikasi dalam menjalankan amanah yang diberikan oleh Allah.
Akhirnya, Surat Al-Ashr (1-3) mengajarkan pentingnya memanfaatkan waktu dengan baik, saling menasihati dalam kebenaran, dan kesabaran dalam menghadapi proses hidup. Waktu yang diberikan Allah kepada manusia adalah modal berharga untuk berproses menuju kesempurnaan.
Dengan memanfaatkan waktu secara produktif dan terus memperbaiki diri, seorang mukmin dapat meraih keberuntungan, baik di dunia maupun di akhirat. Hidup adalah perjalanan menuju Allah, di mana setiap langkah kecil yang diiringi dengan niat tulus dan usaha sungguh-sungguh akan membawa kita lebih dekat kepada kesempurnaan yang diridhai-Nya. (*)
*) Disampaikan pada acara Tanwirul Qulub, dalam Pelatihan Penggerak Utama Persyarikatan pada Unsur Pembantu Pimpinan Muhammadiyah di Yogyakarta.
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News