Menempa Jiwa dengan Mutiara Nasihat
foto: tarteel.ai
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana

Manusia adalah makhluk yang labil. Ada saat ia berbuat baik, namun ada pula waktu ia berbuat buruk.

Suatu ketika ia ingat, namun di lain waktu ia lupa. Kadang ia benar, di waktu lain salah. Di sinilah pentingnya nasihat—sebagai pengingat, pelurus, dan pendorong menuju kebaikan.

Melalui nasihat, yang salah bisa menjadi benar, yang baik bisa menjadi lebih baik, dan yang lupa dapat kembali ingat.

Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:

إِنَّ أَحَبَّ عِبَادِ اللَّهِ إِلَى اللَّهِ الَّذِينَ يُحَبِّبُونَ اللَّهَ إِلَى عِبَادِهِ وَيُحَبِّبُونَ عِبَادَ اللَّهِ إِلَى اللَّهِ وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ بِالنَّصِيحَةِ

“Sejatinya, hamba yang dicintai Allah adalah mereka yang mencintai Allah lewat hamba-Nya dan mencintai hamba-Nya karena Allah. Dan di dunia, mereka saling memberi nasihat kepada orang lain” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1/224).

Nabi Muhammad saw juga bersabda:

وَإِذَا اِسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْهُ

“Apabila engkau dimintai nasihat, berilah nasihat kepadanya” (HR Muslim, 2162).

Meminta dan memberi nasihat adalah dua sisi kebaikan yang tak terpisahkan. Keduanya mencerminkan kebiasaan luhur para salihin.

Tidak perlu ego atau malu saat menerima nasihat, dan tidak pula ragu untuk memberi nasihat. Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan:

فَمَعْنَاهُ طَلَبَ مِنْكَ النَّصِيحَةَ فَعَلَيْكَ أَنْ تَنْصَحَهُ وَلَا تُدَاهِنَهُ وَلَا تَغُشَّهُ وَلَا تُمْسِكْ عَنْ بَيَانِ النَّصِيحَةِ

“Maknanya, jika dia meminta nasihat darimu, maka wajib bagimu untuk menasihatinya. Jangan sekadar mencari muka di hadapannya (mengatakan tidak ada apa-apa padahal ada masalah), jangan menipunya, dan jangan menahan diri untuk menerangkan nasihat (kebaikan) kepadanya” (Syarah Shohih Muslim, 7/295).

Nasihat yang baik sangat penting. Selain sebagai koreksi dan evaluasi atas apa yang manusia ucapkan dan lakukan, nasihat juga menjadi pertimbangan sebelum bertindak.

Orang yang menolak nasihat sejatinya adalah orang sombong. Nabi Muhammad saw menjelaskan bahwa sombong adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain (HR al-Bukhari).

Nasihat dapat datang dari siapa saja yang memiliki pengetahuan lebih. Namun, nasihat agama adalah yang paling utama.

Nabi Muhammad saw bersabda: “Agama adalah nasihat.” (HR al-Bukhari).

Islam sebagai pedoman hidup dipenuhi nasihat-nasihat bijak untuk kebahagiaan lahir dan batin, dunia, dan akhirat.

Dalam Alquran, para nabi dan rasul disebut sebagai pemberi nasihat kepada umatnya berdasarkan wahyu Allah.

Oleh karena itu, membuka hati untuk menerima nasihat serta memperbanyak memberi nasihat adalah langkah untuk memperbaiki diri dan membawa kebaikan bagi sesama. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini