*)Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang
“Disappointment is the best teacher, even though the lesson is bitter”
“(Kekecewaan adalah guru terbaik, meski pelajarannya pahit)”
Hati adalah pusat perasaan dan pikiran manusia. Ketika hati sakit, berbagai emosi negatif seperti sedih, marah, kecewa, dan iri bisa muncul. Dalam Islam, kondisi hati yang sakit ini sangat diperhatikan, karena dapat mempengaruhi kualitas ibadah dan hubungan dengan Allah SWT maupun sesama manusia.
Allah SWT berfirman,
إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَّقِينَ
Artinya:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.”(Qs. At-Taubah:4)
Hati yang dijaga dengan taqwa dapat mendekatkan diri kepada Allah. Untuk menjaga hati, Allah SWT akan membantu dan memberikan pertolongan kepada hamba-Nya yang bertakwa. Taqwa adalah terpeliharanya diri untuk tetap taat kepada perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.
Dalam hadis Dari An Nu’man bin Basyir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
Artinya:
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari No. 52 dan Muslim No. 1599).
Hadis di atas mengandung makna bahwa hati atau qalbu adalah pusat yang menentukan baik tidaknya perilaku seseorang. Hati merupakan raja dari seluruh anggota badan, yang melaksanakan segala perintahnya. Hati yang baik akan melahirkan tindakan yang bernuansa kedamaian, kejujuran, keadilan, dan ketertiban. Sebaliknya, hati yang rusak akan cenderung mengabaikan kebenaran.
Jadi jangan jadikan rasa sakit serta kesedihan yang menyertai menjadi berlarut-larut. karena hal tersebut dapat menghalangimu mendapatkan kebahagian dan kehidupan yang lebih baik.
Semoga bermanfaat.
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News.