Melindungi Tauhid dari Jerat Syirik
foto: ist
UM Surabaya

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Dari sahabat Muadz bin Jabal RA, ia berkata:

“Orang-orang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tentang kebaikan, dan aku bertanya kepada beliau tentang keburukan karena takut akan terjerumus ke dalamnya …” (HR. Muslim)

Memahami pembatal keislaman sangat penting agar setiap muslim dapat menjauhi hal-hal yang membahayakan keimanannya.

Salah satu pembatal terbesar adalah syirik, dosa yang mampu mengeluarkan seseorang dari Islam.

Syirik merupakan lawan dari tauhid dan dosa yang paling besar di sisi Allah. Banyak ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi yang menegaskan bahayanya. Allah Ta’ala berfirman:

“Dan beribadahlah kepada Allah, dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.” (QS. An-Nisa: 36)

Misi utama para nabi dan rasul adalah mengajak manusia menegakkan tauhid dan meninggalkan syirik:

“Dan sungguh, Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Beribadahlah kepada Allah (semata), dan jauhilah thaghut’” (QS. An-Nahl: 36)

Besarnya bahaya syirik dapat dilihat dari ancamannya sebagai dosa yang tidak akan diampuni jika pelakunya tidak bertaubat sebelum wafat. Allah Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa yang di bawah syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An-Nisa: 48)

Syirik adalah menyekutukan Allah dalam hal-hal yang khusus bagi-Nya, meliputi:

  • Rububiyah: Ketuhanan Allah, seperti keyakinan adanya Tuhan selain Allah yang menciptakan dan mengatur alam.
  • Uluhiyah: Hak Allah untuk disembah, seperti sujud kepada selain Allah atau menyembah berhala.
  • Asma’ wa Sifat: Nama dan sifat Allah, seperti meyakini ada makhluk yang mengetahui hal ghaib.

Contoh syirik yang tersebar di masyarakat:

  • Menyembah perantara seperti malaikat, orang shalih yang telah wafat, atau makhluk lainnya.
  • Meminta doa, syafaat, atau perlindungan kepada selain Allah.

Allah memperingatkan dalam firman-Nya:

“Dan mereka beribadah kepada selain Allah; (yaitu) sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemudaratan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, seraya berkata: ‘Mereka itu adalah pemberi syafa’at bagi kami di sisi Allah.’” (QS. Yunus: 18)

Syirik adalah pelanggaran serius terhadap tauhid yang menjadi inti ajaran Islam. Seorang muslim hendaknya senantiasa menjaga keimanannya dengan menjauhi segala bentuk kesyirikan, baik yang jelas maupun tersembunyi, serta memperkuat pemahaman tauhid untuk meraih ridha Allah Ta’ala. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini