Muktamar ke-48 Muhammadiyah tahun 2022 di Surakarta menghasilkan Risalah Islam Berkemajuan (RIB), sebuah dokumen strategis yang menjadi panduan bagi gerakan Muhammadiyah, organisasi yang kini telah berusia 112 tahun.
Dalam pembukaan Tanwir I Pemuda Muhammadiyah di Jakarta pada Kamis (21/11/2024), Bendahara Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Hilman Latief, menjelaskan pentingnya memahami RIB secara ringkas melalui empat poin utama.
Hilman menegaskan bahwa Muhammadiyah bergerak sebagai dakwah yang membawa rahmat bagi semesta.
“Prinsip-prinsip keislaman di Muhammadiyah harus menjadi pegangan seluruh organisasi di dalamnya,” ujarnya.
Menurut Hilman, Muhammadiyah memiliki DNA tajdid atau pembaharuan yang terus relevan sebagai solusi atas berbagai persoalan masyarakat.
Ia mengimbau Pemuda Muhammadiyah untuk menghadirkan gagasan baru guna mempercepat pembangunan, terutama menuju Indonesia Emas 2045.
Hilman juga menyoroti pentingnya ilmu sebagai basis pengembangan gerakan Muhammadiyah. Ribuan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di bidang pendidikan, termasuk 167 Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah, bertujuan mencetak sumber daya manusia unggul.
“Beragama itu memerlukan ilmu. Misalnya, melaksanakan zakat butuh akuntan, manajer, dan perencana program,” tambahnya.
Gerakan amal menjadi elemen penting yang digarisbawahi dalam RIB. Mengambil teladan KH Ahmad Dahlan sebagai man of action, Hilman mengajak seluruh organisasi Muhammadiyah untuk berkolaborasi dalam menjalankan amal yang efektif dan tepat sasaran.
“Kolaborasi dan kerja kolektif adalah kunci agar gerakan amal dapat memberikan dampak yang signifikan,” tandasnya.
Dokumen RIB diharapkan dapat menjadi pedoman bagi Muhammadiyah untuk terus berinovasi, menggerakkan ilmu, dan memperluas aksi nyata demi kemajuan umat, bangsa, dan kemanusiaan. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News