Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir, mengingatkan para pengurus, kader, dan simpatisan Muhammadiyah untuk memahami dan memegang teguh Khittah dan Kepribadian Muhammadiyah.
Arahan ini menjadi penting, mengingat sering muncul pertanyaan yang berpotensi memposisikan PP Muhammadiyah untuk mendukung salah satu calon dalam kontestasi politik.
Haedar menegaskan bahwa pertanyaan semacam itu seharusnya tidak perlu lagi diajukan, terutama oleh pimpinan.
Khittah dan Kepribadian Muhammadiyah sudah secara jelas menetapkan posisi organisasi ini, yakni sebagai gerakan Islam yang moderat, tidak terjebak dalam politik praktis, dan mengedepankan pandangan yang luas.
“Sudah ada Khittah Muhammadiyah. Tidak perlu menarik-narik Muhammadiyah ke ranah itu. Kepribadian Muhammadiyah juga sudah dipahami oleh sebagian besar warga Muhammadiyah, kecuali yang belum membaca,” ujar Haedar dalam sebuah acara di Unisa Yogyakarta (21/11/2024).
Haedar mengingatkan bahwa dokumen Khittah dan Kepribadian Muhammadiyah mengarahkan organisasi untuk membantu pemerintah dalam membangun negara yang adil dan makmur, namun tetap menjaga sikap kritis yang bijaksana.
Kedekatan Muhammadiyah dengan pemerintah tidak berarti mengurangi daya korektif organisasi ini.
“DNA Muhammadiyah adalah membantu dengan tetap mengingatkan. Sikap korektif ini tidak perlu diragukan lagi,” tambahnya.
Dalam Kepribadian Muhammadiyah, yang diputuskan pada Muktamar ke-35, ditegaskan pentingnya bersikap adil serta memberikan kritik yang membangun, baik ke dalam organisasi maupun ke luar.
Sikap ini mencerminkan posisi Muhammadiyah yang berdiri di atas semua golongan, fokus pada visi keummatan, dan tidak terjebak dalam dinamika politik praktis. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News