*)Oleh: Gus Imam
Anggota KMM Magetan
Di tengah arus deras globalisasi yang semakin tak terhindarkan, kehidupan kita semakin terperangkap dalam pusaran rutinitas yang tak ada habisnya. Dunia digital yang terus berkembang dengan teknologi canggih telah membuka jendela peluang tak terbatas, namun di sisi lain juga telah meredupkan refleksi dan pencarian makna hidup yang lebih dalam.
Berbagai pencapaian material, status sosial, dan pengakuan publik menjadi tolok ukur kesuksesan. Namun, dalam keriuhan itu, seringkali ada kekosongan yang terabaikan, ruang spiritual yang seharusnya menjadi prioritas utama.
Kita, sebagai umat manusia, dihadapkan pada kebutuhan yang lebih dalam dan lebih esensial: kebutuhan untuk mendengarkan nasehat, menimba ilmu, dan memperbaiki diri—sebuah kebutuhan yang tidak dapat tergantikan oleh segala gemerlap dunia.
Syaikh Zaid bin Muhammad Al-Madkholi rahimahullah pernah mengingatkan kita dalam nasihatnya yang menggetarkan: kita semua sangat membutuhkan untuk mendengarkan nasihat dan ilmu di setiap waktu, karena dengan itu, hati akan hidup dan seseorang akan diberi kekuatan untuk mengatasi godaan kemaksiatan. Tanpa ilmu, kita akan terjebak dalam kelalaian dan menyia-nyiakan kesempatan untuk memperbaiki diri. “Kehidupan ini, sejatinya, adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan liku-liku,” demikian beliau menyatakan, yang seharusnya mengingatkan kita bahwa ilmu adalah pelita dalam kegelapan.
Allah ﷻ dalam firman-Nya menyebutkan bahwa peringatan yang datang dari-Nya akan memberikan manfaat bagi hati yang bersedia menyimak dan memahami.
Di tengah kehidupan yang semakin dipenuhi dengan tuntutan duniawi, kita sering kali lupa bahwa ilmu bukanlah sekadar informasi atau pengetahuan semata. Ilmu adalah cahaya yang menuntun kita menuju kehidupan yang lebih baik dan benar, sebuah bekal yang akan memberi makna pada segala hal yang kita lakukan.
Peringatan dalam QS. Adh-Dhariyat: 55 mengingatkan kita akan pentingnya ilmu dan nasehat dalam kehidupan seorang mukmin. Ini bukan sekadar seruan biasa, melainkan panggilan jiwa untuk mendekatkan diri pada kebenaran yang hakiki.
Nasihat dan ilmu adalah landasan bagi perjalanan kita menuju pemahaman yang lebih tinggi, dan setiap waktu adalah kesempatan untuk memperbarui kualitas spiritual kita. Rasulullah ﷺ bersabda, “Barang siapa yang dikehendaki Allah kebaikan, maka Allah akan memberi pemahaman kepadanya tentang agama.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dengan ilmu, kita mampu menata hidup lebih baik, memperbaiki akhlak, dan menjaga diri dari fitnah dunia. Ilmu yang mendalam adalah kunci untuk mengubah pandangan kita tentang dunia dan akhirat. Tanpa itu, kita akan terperosok dalam kebodohan dan ketidaktahuan yang merugikan diri kita sendiri.
Namun, kita hidup di dunia yang serba cepat dan serba instan. Teknologi memberikan kenyamanan dan kemudahan, tetapi juga sering kali menjerat kita dalam kehidupan yang superficial, yang menjauhkan kita dari pencarian hakiki atas makna hidup.
Dalam dunia yang terus bergerak ini, tidak jarang kita merasa bahwa kebutuhan duniawi lebih mendesak dan lebih penting daripada memperhatikan kebutuhan spiritual yang seharusnya menjadi landasan hidup. Keinginan untuk memenuhi ambisi duniawi, mengejar popularitas, dan mendapatkan pengakuan sering kali membuat kita lupa bahwa ada kebutuhan yang jauh lebih mendalam dan abadi.
Maka, kini saatnya kita mengambil langkah nyata untuk menyeimbangkan antara kebutuhan fisik dan spiritual. Kita harus kembali sadar bahwa kunci kebahagiaan sejati terletak pada ilmu yang kita peroleh dan bagaimana kita mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu bukan sekadar beban yang harus dikuasai, tetapi cahaya yang menerangi langkah kita, menjadikan hati lebih bersih dan jiwa lebih tenang. Seperti matahari yang menyinari dunia, ilmu juga memberikan penerangan bagi jiwa yang haus akan kebenaran.
Allah berfirman dalam QS. Ghafir: 60, “Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkan permohonanmu.'” Di sini terkandung pesan bahwa doa dan ilmu adalah dua elemen yang tak terpisahkan dalam pencarian hakikat hidup. Keduanya adalah senjata yang dapat kita gunakan untuk memperbaiki keadaan dunia dan akhirat kita. Tanpa keduanya, hidup akan terasa hampa, bahkan penuh dengan kegelisahan yang tak terurai.
Peringatan ini adalah seruan bagi kita untuk kembali menyadari bahwa di balik segala hiruk-pikuk kehidupan, ada kebutuhan yang lebih penting untuk diperhatikan. Kebutuhan untuk mendengarkan nasehat, untuk menimba ilmu, dan untuk memperbaiki amal kita. Karena pada akhirnya, hanya dengan ilmu dan ketaatan kita dapat mencapai kehidupan yang lebih baik, tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat yang kekal.
Mari kita ambil momentum ini untuk kembali fokus pada apa yang sesungguhnya lebih penting dalam hidup kita. Jangan sampai kita terperangkap dalam dunia yang penuh dengan ilusi dan kegembiraan sementara. Perjalanan hidup ini membutuhkan panduan yang benar, dan ilmu adalah peta yang akan membawa kita ke tujuan yang lebih tinggi.
Semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan bagi kita untuk mendengarkan nasehat-Nya, mendalami ilmu-Nya, dan mengamalkannya dengan penuh kesungguhan. Agar hidup kita senantiasa dipenuhi dengan cahaya kebenaran yang memandu setiap langkah kita menuju kebahagiaan yang sejati. اللهم آمين.
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News