*) Oleh: Ahmad Zainal Arifin,
Anggota Korps Muballigh Muhammadiyah Kab. Sampang
Hasad atau dengki adalah penyakit hati yang berbahaya, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Bahkan, kemaksiatan pertama kepada Allah terjadi karena hasad, yaitu ketika Iblis merasa iri kepada Nabi Adam atas nikmat dan ilmu yang Allah berikan kepadanya.
Hasad adalah sikap tidak suka terhadap nikmat yang Allah berikan kepada orang lain, meskipun tidak selalu diiringi dengan keinginan agar nikmat tersebut hilang.
Cukup dengan rasa tidak suka itu saja, seseorang sudah disebut memiliki sifat hasad. Sebagaimana dijelaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah:
الحسد كراهة الانسان ما انعم الله به على غيره
“Hasad adalah sikap tidak suka dengan nikmat yang telah Allah berikan kepada orang lain.” (Dinukil dari Kitaabul ‘Ilmi).
Penyakit ini dapat menimpa siapa saja, baik orang alim maupun awam, kaya atau miskin. Biasanya, hasad muncul terhadap orang yang dianggap setara atau selevel.
Akibatnya, seseorang yang hasad cenderung menzalimi orang lain yang menjadi sasarannya.
Pada akhirnya, kebaikan orang yang hasad itu akan diambil oleh orang yang dibencinya.
Jika kebaikan itu habis, dosa orang yang dibencinya akan dipindahkan kepadanya. Na’udzubillah min dzaalik.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hasyr ayat 10:
وَالَّذِيْنَ جَاۤءُوْ مِنْۢ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
“Orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar) berdoa, ‘Ya Tuhan kami, ampunilah kami serta saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu daripada kami, dan janganlah Engkau jadikan dalam hati kami kedengkian terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.’”
Ayat ini menunjukkan bahwa konsekuensi keimanan adalah saling peduli, mendoakan, dan memahami kekurangan masing-masing.
Dengan saling mendoakan, rasa hasad dapat disurutkan. Seorang mukmin yang baik tidak dengki terhadap saudara seimannya.
Menghindari hasad memang berat, tetapi seorang mukmin harus berusaha keras untuk tidak memiliki rasa benci kepada sesama orang beriman. Kedengkian hanya akan merusak ukhuwah dan menghilangkan keberkahan.
Mendoakan Sesama Muslim Adalah Kemuliaan
Doa yang tulus untuk saudara muslim tanpa sepengetahuannya adalah doa yang mustajab. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ
“Sesungguhnya doa seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendoakan saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan doanya. Tatkala dia mendoakan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata: Aamiin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi.”
Doa ini tidak hanya membawa manfaat bagi saudara kita, tetapi juga bagi diri kita sendiri. Dengan ikhlas mendoakan kebaikan untuk orang lain, Allah akan mencabut rasa iri, benci, dan hasad dari hati kita.
Lebih dari itu, Allah juga akan mengampuni dosa-dosa kita serta memberikan ketenangan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Aamiin.
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News