*)Oleh: Sigit Subiantoro
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri
Perhatian buat emak-emak.
Jangan sampai kita bertransaksi jual beli seperti ini ya, Bun.
Emak² : “Bang Ayam sekilo berapa?”
Abang : “Rp28 ribu bu..!”
Emak² : “Rp27 ribu deh..!”
Abang : “😫 iya deh”
Emak² : “Hati ampela” sepasangnya berapa..?”
Abang : “Rp2 ribu..”
Emak² : “Minta 3 pasang, “Sama ceker sekilo ya..”
Abang : “Ceker sekilonya Rp16.000 Bu..”
Emak² : “Sudah lempeng saja jadi Rp15 ribu saja..!”
Abang : “Ya sudah..”
Emak² : “Jadi total berapa bang semua..?”
Abang : “Ayam + hati ampela + ceker jadi Rp48 ribu”
Emak² : “Walah sudah Rp45 ribu saja.. Nih Rp50 ribu, kembalikan goceng sini..!”
Abang : 😫😔..
Emak2 : “Kasih bonus sayap satu ini yaa” (sambil memasukkan sayap ke kantong kresek).
Abang : 😭😭😩😩
Wahai emak shalihah… Dalam jual beli ada 3 rukun yang harus terpenuhi lho, yaitu:
1. Al Aqidain (penjual dan pembeli)
2. Al Ma’qud ‘alaih (uang dan barang)
3. Shigat Akad.
Shigat Akad adalah bentuk isyarat dari penjual dan pembeli yang melakukan transaksi tanpa paksaan.
Nah kira-kira sudahkah kita perhatikan sikap kita yang biasa berbelanja dalam bertransaksi?
Sudah ikhlaskah penjual melepas barang dagangannya?
Jangan sampai tidak ikhlasnya penjual melepas barang dagangannya menjadikan barang yang kita beli menjadi tidak diridai karena dilakukan dengan bathil atau memaksa penjual.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan cara yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu”. (QS An-Nisa: 29)
Uang yang kita dapat halal.
Untuk beli barang yang halal juga.
Jangan sampai rusak karena transaksinya yang tak diridai Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Semoga bermanfaat.
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News