Tanda Amal Ibadah Diterima Allah
UM Surabaya

Diterima atau ditolak satu amal-ibadah susah diukur. Manusia tidak boleh menjatuhkan putusan atas diterima atau ditolak amal seseorang atau dirinya sendiri sekali pun.

Tetapi kita hanya dapat melihat tanda-tanda di terima Allah atas amal kita. Syekh Ibnu Athaillah menyebut tanda-tanda diterima Allah dalam hikmah berikut ini.

من وجد ثمرة عمله عاجلاً فهو دليل على وجود القبول

“Siapa yang memetik buah dari amalnya waktu di dunia, maka itu menunjukkan Allah menerima amalnya.”

Syekh Ahmad Zarruq menjelaskan bahwa buah dari amal itu berbentuk kemaslahatan (kebaikan) agama dan kemaslahatan (kebaikan) dunia.

Ia menyebut secara nyata bahwa buah dari amal itu adalah pertama, kebahagiaan hidup yang diukur dengan perasaan bebas dari cemas dan sedih.

قلت ثمرة العمل ما ينشأ عنه من الفوائد الدينية والدنياوية. وذلك يدور على ثلاثة: حصول البشارة بزوال الخوف والحزن

“Menurut saya, buah amal itu adalah faedah agam dan dunia apa pun yang muncul dari amal tersebut. Buah dari amal itu hanya terdiri atas tiga bentuk:

Pertama, adanya kebahagiaan sebab hilangnya cemas dan sedih.” {Lihat Syekh Ahmad Zarruq, Syarhul Hikam} Syekh Zarruq mengambil Surat Yunus ayat 62-64:

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (62) الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (63) لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ

“Ketahuilah, para wali Allah tidak dihinggapi cemas dan sedih. Mereka yang beriman dan mereka itu bertakwa akan menerima kebahagiaan dalam kehidupan dunia dan akhirat.”

Kedua, ketenangan hidup yang ditandai dengan rida batin dan sifat qanaah atas segala pemberian Allah.

والحياة الطيبة بالرضا والقناعة

“Kehidupan yang baik sebab hati penuh rida dan qanaah.” Syekh Zarruq mengutip Surat An-Nahl ayat 97.

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً

“Siapa sahaja beramal saleh lelaki maupun perempuan sedangkan mereka itu orang beriman, maka kami hidupkan dia dengan kehidupan yang baik,”

Ketiga, mendapat keberkahan di dunia.

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا

“Allah menjanjikan orang-orang beriman di antara kalian dan mereka yang beramal saleh sebuah kekuasaan di bumi sebagaimana Ia menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan Ia teguhkan agama mereka yang Ia ridai, serta Ia mengganti ketakutan mereka dengan rasa aman.”

Seseorang memegang kunci untuk mendapat sesuatu yang diinginkannya di dunia.

Tetapi selain dari itu semua, kenikmatan dalam menjalankan ibadah itu sendiri sudah merupakan buah dari amal.

وفى الحديث الصحيح قول ذلك الصحابي: فمنا من أينعت له ثمرته فهو يهديها، ومنا من مات لم يستوف من أجره شيئا منهم مصعب بن عمير رضى الله عنهم أجمعين. ومن طيب الحياة حلاوة الطاعة، فمن ثم يصح كونها ثمرة لا من حيث ذاتها فتدبر ذلك، وبالله التوفيق.

“Dalam hadis sahih seorang sahabat Rasul berkata, ‘Sebahagian kami ada yang memiliki ‘buah’ masak, kemudian Allah menghadiahkan untuknya. Tetapi sebahagian kami ada yang wafat dan belum sempat merasa buah dari amalnya, salah satu dari mereka adalah.’

Salah satu bentuk ketenangan hidup adalah merasakan kelezatan aktivitas ibadah. Dari sini kemudian dapat dipahami bahwa kelezatan kegiatan ibadah itu sendiri boleh disebut sebagai bentuk dari buah amal, bukan sekadar kegiatan itu sendiri. (Syekh Ahmad Zarruq, Syarhul Hikam, As-Syirkatul Qaumiyyah). (*/tim)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini