Haedar Nashir: Tanwir Muhammadiyah Kupang Jadi Momen Historis dan Histeris
Haedar Nashir hadir dalam penutupan Tanwir I Muhammadiyah di Kupang. foto: ist
UM Surabaya

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir, mengungkapkan bahwa Tanwir I Muhammadiyah yang diselenggarakan di Kampus Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK), Nusa Tenggara Timur, berlangsung dengan sukses.

Dalam acara penutupan pada Jumat (6/12/2024), Haedar menyebut Tanwir ini sebagai “momen historis dan histeris.”

“Alhamdulillah, Tanwir Muhammadiyah di Kupang ini berjalan dengan lancar, baik, dan sukses sebagaimana yang kita harapkan bersama. Ini adalah rahmat, rida, dan anugerah Allah SWT,” ujarnya penuh syukur.

Haedar bercerita mengenai tantangan yang dihadapi sebelum Tanwir berlangsung. “Jelang Tanwir, kita dibuat deg-degan karena lokasi yang jauh dan perubahan cuaca yang tak menentu. Bahkan, saya sempat berputar-putar di atas pesawat selama satu jam sebelum mendarat,” kenangnya.

Menteri Agama yang turut hadir, ungkap Haedar,  juga mengalami penantian cukup lama sebelum keberangkatan pesawat menuju Kupang.

Meskipun demikian, kehadiran Presiden Prabowo Subianto menjadi salah satu momen penting dalam Tanwir ini.

“Alhamdulillah, Presiden Prabowo bisa hadir. Ini adalah kunjungan pertama beliau ke organisasi masyarakat (ormas) dan langsung ke Kupang. Kehadiran beliau menjadi motivasi tinggi bagi Muhammadiyah dan masyarakat sekitar,” kata Haedar.

Presiden Prabowo juga memberikan pidato panjang yang menunjukkan apresiasinya terhadap peran Muhammadiyah dalam membangun bangsa.

“Pidato Presiden mencerminkan pengetahuannya yang mendalam tentang sepak terjang Muhammadiyah, termasuk penghargaan kepada kiprah kader-kadernya,” tambah Haedar.

Haedar menyampaikan apresiasi mendalam kepada pemerintah daerah, panitia, mahasiswa, dan semua pihak yang terlibat dalam menyukseskan acara ini.

“Saya terharu melihat anak-anak (mahasiswa) yang bahkan rela membersihkan kamar mandi meskipun panitia telah menyediakan vendor kebersihan. Mereka mengatakan ingin melakukannya sendiri,” ungkap Haedar dengan rasa haru.

Ia juga memuji paduan suara yang menyanyikan lagu Sang Surya dengan penuh penghayatan.

“Lagu itu benar-benar terasa ‘hidup’ karena pemaknaan yang sangat bagus,” katanya.

Selain itu, Haedar mengungkapkan kekagumannya terhadap pengorbanan dan dedikasi semua pihak yang terlibat.

“PP Muhammadiyah sungguh tak mampu membayar makna pengorbanan dan tugas yang telah dilaksanakan oleh adik-adik mahasiswa, KOKAM, dan seluruh jajaran panitia. Tanpa kalian, Tanwir ini tak akan sesukses ini,” tutur Haedar.

Haedar mengingatkan bahwa kesuksesan Tanwir ini harus menjadi energi positif bagi Muhammadiyah untuk terus berbenah dan tidak lengah.

“Kebaikan harus dibalas dengan kebaikan, tetapi dengan tetap bermuhasabah. Jangan sampai kita lengah atau menjadi sombong,” pesannya.

Dia juga mengungkapkan, sukses acara Tanwir Muhammadiyah di Kapang, ada sembilan wilayah yang mengajukan diri sebagai tuan tumah tanwir berikutnya ke PP Muhammadiyah.

“Dari banyaknya itu, PP akhirnya akan membuat kriteria. Bahkan, kata Pak Saad (Dr. Saar Ibrahum/ketua PP Muhammadiyah) perlu dibuat kriteria khusus, wilayahnya harus ada pohon durian,” ujar Haedar, lalu tersenyum.

Dengan semangat dan kerja keras dari semua pihak, Tanwir I Muhammadiyah di Kupang tak hanya menjadi momen bersejarah tetapi juga penuh makna, menunjukkan kekuatan kebersamaan dalam bingkai dakwah dan pengabdian. (wh)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini