Mereka yang Menyesal karena Salah Memilih Teman
UM Surabaya

عن زهير بن محمد ، عن موسى بن وردان ، عن أبي هريرة – رضي الله عنه – قال : قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم – : “الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ ” .أخرجه أحمد في ” المسند ”

“Dari Abu Hurairah ra. berkata, bersabda Rasulullah saw: Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, hendaklah di antara kalian memperhatikan siapa yang dijadikan teman.” (HR. Imam Ahmad 8398)

Kandungan hadits:

1. Teman dalam pergaulan cermin diri seseorang.

الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ (أخيه) الْمُؤْمِنِ

“Seorang mukmin cerminan dari saudaranya yang mukmin.”

2. Memilih teman menjadi hal yang penting, karena baik-buruknya seseorang sedikit banyak dipengaruhi oleh temannya.

3. Teman dan lingkungan menjadi faktor yang bisa mempengaruhi peruntungan hidup kita, baik di dunia, terlebih lagi di akhirat.

4. Islam menuntunkan kepada kita untuk selalu berjamaah dengan teman yang condong dan berpihak pada kebaikan dan kebenaran.

Firman Allah Subhanahu wata’ala yang berkaitan dengan tema hadis tersebut:

1. Pergaulan menentukan nasib seseorang.

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا

“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul”.

Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia.”(Surat Al-Furqan:27- 28-29)

2. Perintah sabar untuk selalu berkawan dengan orang-orang yang saleh.

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (Surat Al-Kahf: 28)

Dalam memilih teman, jika kita melihat dari hadis dan penjabarannya tersebut, maka dapat kita pahami bahwa seorang teman sangat berpengaruh terhadap kepribadian kita.

Seorang teman bergantung pada agama temannya. Mengapa hal ini bisa terjadi, dikarenakan jika agama seorang teman buruk, maka apa yang ia berikan kepada kita juga buruk.

Begitu pula sebaliknya, jika agama seorang teman baik, maka apa yang ia berikan kepada kita juga baik. Aeperti halnya mendekatkan kita kepada Allah, menjaga ibadah dan lain sebagainya.

Sehingga saat kita berteman, orang lain akan memandang kita sama seperti teman kita. Semisal teman kita nakal, maka orang juga akan memandang kita nakal, begitu pula sebaliknya.

Oleh sebab itu. kita harus mencari teman yang mampu membawa kita untuk selalu condong kepada kebaikan dan selalu mendekat kepada Allah.

Pergaulan dalam pertemanan dapat menentukan nasib kehidupan seseorang, di mana jika kita kaji dari hadis di atas maka dikatakan bahwa setelah di akhirat orang-orang zalim semuanya menyesal.

Penyesalan itu datang dikarenakan sewaktu di dunia mereka tidak mengikuti Rasul dan berteman dengan beliau.

Begitu pula dengan manusia yang hidup setelah Nabi Muhammad, mereka menyesal dikarenakan tidak mengikuti apa yang disampaikan Rasul dan tidak berteman dengan orang-orang yang mengikuti jalan yang dianjurkan Rasul.

Sehingga, kelak di akhirat orang-orang zalim itu mendapatkan balasan yang setimpal atas apa yang sudah mereka kerjakan.

Padahal jika mereka memilih teman yang baik dalam pergaulan mereka, semua baalasan buruk itu tidak akan menimpa mereka.

Selain itu yang menjadi penyesalan besar adalah mereka mengingkari kebenaran yang jelas-jelas sudah Allah turunkan kepada mereka. Sehingga nasib mereka pada hari itu sangatlah miris.

Dalam memilih teman memang bukanlah yang mudah sebenarnya, bukannya hanya baik tetapi yang dekat kepada Allah.

Maka oleh sebab itu, jika kita sudah memilih kawan atau teman yang saleh, maka bersabarlah dengan mereka dan jagalah kebersamaan itu sampai takdir Allah memisahkan.(*)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini