Ketika Sangkakala Ditiup
foto: whyislam
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana

Hari Kiamat adalah peristiwa besar yang pasti terjadi ketika Allah menghendakinya. Malaikat Israfil diperintahkan untuk meniup sangkakala sebanyak dua kali.

Tiupan pertama menandakan kehancuran seluruh makhluk di langit dan bumi, sedangkan tiupan kedua adalah tanda kebangkitan kembali semua makhluk dari kubur mereka.

Allah Ta’ala berfirman:

وَنُفِخَ فِي ٱلصُّورِ فَصَعِقَ مَن فِي ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَمَن فِي ٱلْأَرْضِ إِلَّا مَن شَآءَ ٱللَّهُۚ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَىٰ فَإِذَا هُمۡ قِيَامٞ يَنظُرُونَ

“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (keputusan masing-masing).” (QS. Az-Zumar: 68)

Kebangkitan dari Kubur

Setelah tiupan kedua, seluruh manusia dikumpulkan di padang mahsyar, dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan belum berkhitan. Rasulullah ﷺ bersabda:

يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً، عُرَاةً، غُرْلًا

“Pada hari Kiamat, manusia dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan belum berkhitan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Aisyah radhiyallahu ‘anha bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah mereka tidak saling memandang satu sama lain?” Beliau menjawab:

يَا عَائِشَةُ، الْأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يُهِمَّهُمْ ذَاكِ

“Wahai Aisyah, urusan (pada hari itu) lebih dahsyat daripada sekadar saling memandang satu sama lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kepanikan yang Dahsyat

Di hari itu, manusia sibuk dengan urusan masing-masing hingga lari dari orang-orang terdekatnya—saudara, orang tua, pasangan, bahkan anak-anaknya. Allah Ta’ala berfirman:

يَوْمَ يَفِرُّ ٱلْمَرۡءُ مِنۡ أَخِيهِ. وَأُمِّهِۦ وَأَبِيهِ. وَصَـٰحِبَتِهِۦ وَبَنِيهِ. لِكُلِّ ٱمۡرِيٕٖ مِّنۡهُمۡ يَوۡمَئِذٖ شَأۡنٞ يُغۡنِيهِ

“Pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.” (QS. Abasa: 34-37)

Matahari Dekat di Atas Kepala

Matahari didekatkan hingga hanya berjarak satu mil di atas kepala. Panasnya begitu menyengat hingga keringat manusia bercucuran, sesuai amal perbuatannya di dunia. Rasulullah saw bersabda:

يَعْرَقُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ

“Pada hari Kiamat, manusia berkeringat sesuai kadar amal perbuatannya.” (HR. Muslim)

Ada yang keringatnya hanya mencapai mata kaki, ada yang hingga lutut, bahkan ada yang tenggelam dalam keringatnya sendiri.

Allah Ta’ala berfirman tentang lamanya hari itu:

تَعۡرُجُ ٱلۡمَلَـٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ إِلَيۡهِ فِي يَوۡمٖ كَانَ مِقۡدَارُهُۥ خَمۡسِينَ أَلۡفَ سَنَةٖ

“Para malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan, dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS. Al-Ma’arij: 4)

Renungan tentang Kehidupan Dunia

Kehidupan dunia ini hanyalah sementara. Rasulullah saw menggambarkan betapa kecilnya nilai dunia dibandingkan akhirat:

لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ

“Seandainya dunia sepadan dengan sayap nyamuk di sisi Allah, niscaya orang kafir tidak akan diberi seteguk air pun darinya.” (HR. Tirmidzi)

Kesempatan Beramal

Hakikatnya, kita hanya diminta untuk beramal selama sekitar 30 tahun. Jika umur kita 60 tahun, sepertiga waktu habis untuk tidur (20 tahun), masa sebelum balig (10 tahun) tidak diperhitungkan. Waktu efektif kita beribadah hanyalah 30 tahun—sangat singkat dibandingkan akhirat yang kekal.

Allah mengingatkan kita agar tidak menjadi orang-orang yang menyesal di akhirat seraya berkata:

رَبَّنَآ أَخۡرِجۡنَا نَعۡمَلۡ صَـٰلِحًا غَيۡرَ ٱلَّذِي كُنَّا نَعۡمَلُۚ

“Ya Rabb kami, keluarkanlah kami (kembali ke dunia), niscaya kami akan mengerjakan amal saleh, bukan seperti yang pernah kami kerjakan dahulu.” (QS. Faathir: 37)

Namun, penyesalan itu tiada berguna. Maka, marilah kita manfaatkan waktu di dunia ini untuk memperbanyak amal kebaikan.

Hari Kiamat adalah kenyataan yang pasti. Semoga kita menjadi hamba yang mempersiapkan diri dengan amal saleh dan ketaatan kepada Allah.

Mari jadikan dunia ini ladang amal untuk bekal menuju kehidupan akhirat yang kekal.

Aamiin ya Rabbal ‘alamin. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini