Enam Kandungan Hadis Puasa Arafah
foto: voi.id
UM Surabaya

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

“Dari Abu Qotadah, “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)

Kandungan Hadis:

1. Puasa Arafah adalah sunah bagi yang tidak berwukuf di Arafah.

2. Ada pun orang yang sedang berhaji dan saat itu berada untuk wukuf di Arafah, tidak berpuasa karena adanya hadis dari Ummul Fadhl.”

عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ بِنْتِ الْحَارِثِ أَنَّ نَاسًا تَمَارَوْا عِنْدَهَا يَوْمَ عَرَفَةَ فِي صَوْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ هُوَ صَائِمٌ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَيْسَ بِصَائِمٍ فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِقَدَحِ لَبَنٍ وَهُوَ وَاقِفٌ عَلَى بَعِيرِهِ فَشَرِبَهُ

“Dari Ummul Fadhl binti Al Harits, bahwa orang-orang berbantahan di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sebagian mereka mengatakan, ‘Beliau berpuasa.’ Sebagian lainnya mengatakan, ‘Beliau tidak berpuasa.’

Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkok susu kepada beliau, ketika beliau sedang berhenti di atas unta beliau, maka beliau meminumnya.” (HR. Bukhari no. 1988 dan Muslim no. 1123)

عَنْ مَيْمُونَةَ – رضى الله عنها – أَنَّ النَّاسَ شَكُّوا فِى صِيَامِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – يَوْمَ عَرَفَةَ ، فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِحِلاَبٍ وَهْوَ وَاقِفٌ فِى الْمَوْقِفِ ، فَشَرِبَ مِنْهُ ، وَالنَّاسُ يَنْظُرُونَ

“Dari Maimunah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa orang-orang saling berdebat apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada Hari Arafah.

Lalu Maimunah mengirimkan pada beliau satu wadah (berisi susu) dan beliau dalam keadaan berdiri (wukuf), lantas beliau minum dan orang-orang pun menyaksikannya.” (HR. Bukhari no. 1989 dan Muslim no. 1124).

3. Dosa-dosa kecil dihapus dan dibersihkan ketika melaksanakan puasa Arafah.
4. Dosa-dosa besar diampuni karena teks hadis berbunyi umum, yaitu diampuni dosa seseorang dua tahun (sebelum dan sesudah), meskipun ada juga yang berpendapat bahwa ketika melakukan puasa Arafah maka dosa besarnya, diperingan dan atau dikurangi

5. Seorang mukmin yang berpuasa di hari Arafah diangkat kedudukan dan derajatnya dalam hidup dan setelah wafat.

6. Salah satu amalan utama di awal Dzulhijjah adalah puasa arafah, pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Puasa ini memiliki keutamaan yang semestinya tidak ditinggalkan seorang muslim pun.

Karena keutamaannya lah yang membuat siapa pun yang menjalankannya, maka mereka mendapatkan keringanan atas dosanya.

Dan semestinya pahala seorang muslim tidak terus terkuras hanya karena dosa-dosa yang diperbuat apabila mengerjakan puasa Arafah setiap tahunnya.

Mengapa demikian? Itu sudah menjadi janji Allah bagi siapa pun yang menjalankan puasa Arafah, dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini