Pendidikan Islam Berkemajuan Dalam Pemikiran Haedar Nashir
Ilustrasi Hadar Nashir: daan hahya/Republika
UM Surabaya

Prof Haedar Nashir adalah seorang tokoh dan cendekiawan muslim Indonesia yang telah banyak memberikan sumbangsih kepada negara Indonesia, terutama pemikiran pemikirannya.

Salah satu hasil pemikiran Haedar Nashir adalah konsep pendidikan Islam Berkemajuan. Menurut Haedar konsep pendidikan berkemajuan itu sendiri mencerminkan pendidikan Islam holistik yang mencerahkan. Kemudian lahirlah sistem pendidikan Muhammadiyah dengan tiga lini, yaitu umum, madrasah, dan pondok pesantren modern.

Dalam buku Indonesia Berkemajuan ditegaskan, bahwa Muhammadiyah sebagai kekuatan nasional sejak awal berdirinya pada tahun 1912 telah berjuang dalam pergerakan kemerdekaan dan melalui para tokohnya terlibat aktif mendirikan Negara Republik Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

Muhammadiyah memiliki komitmen dan tanggung jawab tinggi untuk memajukan kehidupan bangsa dan negara sebagaimana dicita-citakan para pendiri bangsa.
Kiprah Muhammadiyah tersebut melekat dengan nilai dan pandangan Islam yang berkemajuan.

Pendiri Muhammadiyah sejak awal pergerakannya senantiasa berorientasi pada sikap dan gagasan yang berkemajuan. Sebab Muhammadiyah sungguh-sungguh percaya bahwa Islam merupakan agama yang mengandung nilai-nilai kemajuan.

Islam adalah agama kemajuan (din alhadlarah) yang diturunkan untuk mewujudkan kehidupan umat manusia yang tercerahkan dan membawa rahmat bagi semesta alam.

Haedar menjelaskan konsep pendidikan berkemajuan itu sendiri mencerminkan pendidikan Islam holistik yang mencerahkan. Lalu lahirlah sistem pendidikan Muhammadiyah dengan tiga lini, yaitu umum, madrasah, dan pondok pesantren modern.

Kesimpulannya jelas, bahwa ada proses perubahan dari hasil kritik pendidikan Islam lama atau tradisional. Haedar memaparkan beberapa prinsip untuk meraih pendidikan yang mencerahkan, maka pendidikan itu harus membebaskan, memberdayakan, dan memajukan.

Itulah output dari pendidkan modern yang dikenalkan Muhammadiyah.
Pendidikan Islam berkemajuan memancarkan pencerahan bagi kehidupan.

Pendidikan Islam yang berkemajuan akan melahirkan pencerahan secara teologis merupakan refleksi dari nilai-nilai transendensi, liberal, emansipasi, dan humanisasi yang terkandung dalam pesan Alquran surah Ali Imran ayat 104 dan 110 yang menjadi inspirasi kelahiran Muhammadiyah.

Secara ideologis, Islam yang berkemajuan untuk pencerahan merupakan bentuk transformasi Al Ma’un untuk menghadirkan dakwah dan tajdid secara aktual dalam pergulatan hidup keutamaan, kebangsaan dan kemanusian universal.

Transformasi Islam bercorak kemajuan dan pencerahan itu merupakan wujud dari ikhtiar meneguhkan dan memperluas pandangan keagamaan yang bersumber Alquran dan sunah dengan mengembangkan ijtihad di tengah tantangan kehidupan modern abad ke-21 yang sangat kompleks.

Peran pendidikan Islam Berkemajuan terhadap tantangan perkembangan zaman
Islam Indonesia akan menghadapi dinamika kehidupan baru di abad ke-21 sesuai dengan hukum perubahan.

Umat Islam selain tampil sebagai golongan yang membawa pesan damai, toleran, dan propluralitas, juga harus menjadi kekuatan yang prodemokrasi, penegakkan hak asasi manusia, dan civil society.

Di samping itu umat Islam Indonesia juga harus menjadi golongan yang unggul di bidang politik, ekonomi, pendidikan, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berdaya saing tinggi.
Dalam konteks kehidupan kontemporer yang kompleks itu maka sungguh penting dan relevan kehadiran Islam Indonesia yang berkemajuan.

Umat Islam Indonesia yang mayoritas harus tampil sebagai umat berkemajuan, bukan sebagai golongan yang besar sebatas jumlah. Apalah artinya besar secara kuantitas tetapi kalah dalam kualitas.

Apakah artinya Islam moderat jika tertinggal dan tangan di bawah. Umat Islam Indonesia yang besar dan moderat harus menjadi golongan besar yang unggul dan tangan di atas. Itulah relevansi kehadiran Islam dan umat Islam berkemajuan di Indonesia.

Haedar menyampaikan dalam pandangan Muhammadiyah, Islam merupakan agama yang mengandung nilai-nilai kemajuan untuk membangun peradaban yang utama dan menjadi rahmat bagi semesta. Inilah yang disebut Islam Berkemajuan atau din al-Hadlarah.

“Kemajuan dalam pandangan Islam bersifat multi-aspek baik dalam kehidupan keagamaan maupun dalam seluruh dimensi kehidupan termasuk di dalamnya pendidikan Islam yang melahirkan peradaban utama sebagai bentuk peradaban alternatif yang unggul secara lahiriah dan rohaniah.

Menurut Haedar, dunia pendidikan Islam tidak boleh kedap, apalagi alergi terhadap nilai-nilai kemajuan zaman yang tumbuh makin dinamis dan progresif.

Kata Haedar Nashir, apabila pendidikan itu konservatif maka dia justru akan teralienasi dari kehidupan modern abad 21. Tapi sebaliknya jika sampai larut dalam kehidupan yang serba bebas, permisif hal ini akan menjadi kelemahan bagi masa depan kita.

Untuk mendapatkan kematangan tersebut, maka: pertama, jadikan lembaga pendidikan ini sebagai kekuatan edukasi yang holistik.

Kedua, keluarga harus jadi basis yang penting dalam memperkokoh nilai-nilai dan karakter anak sekaligus juga menjadi pusat kemajuan.

Peran Muhammadiyah Dalam Menyongsong Pendidikan Islam Berkemajuan

Berbicara Haedar Nashir, tentu tidak akan dapat lepas dari ormas yang dipimpinnya, yaitu Muhammadiyah yang telah berkiprah melewati berbagai fase zaman. Dinamika organisasi dilalui dengan keikhlasan dan perjuangan tanpa kenal lelah.

Di era penjajahan, Muhammadiyah telah berperan dalam pergerakan kebangkitan nasional menuju kemerdekaan Indonesia. Kemudian ketika awal kemerdekaan Muhammadiyah berperan dalam peletakan fondasi bangsa yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Di era Orde Baru, Muhammadiyah terus berkiprah dan berperan dalam pembangunan bangsa. Pergerakan Muhammadiyah dalam lintasan satu abad itu merupakan perwujudan dari pembaruan (tajdid) yang dipelopori Kyai Haji Ahmad Dahlan selaku pendiri gerakan Islam ini.

Spirit pembaharuan telah melekat dalam gerakan Muhammadiyah generasi awal untuk memahami dan menerjemahkan kembali ajaran Islam ke dalam kerja-kerja kemanusian dan kemasyarakatan yang mencerahkan.

Sikap optimistis dan pantang menyerah untuk berjuang mewujudkan Islam dalam pencerahan kehidupan.

Menurut Haedar Nashir, Muhammadiyah dalam memahami ajaran Islam melakukannya secara komprehensif. Aspek-aspek ajaran Islam, yaitu aqidah, ibadah, akhlak, dan muamalah duniawiyah (kemasyarakatan), tidak dipisah-pisahkan, meskipun dapat dibedakan satu sama lain.

Semua itu merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif.

Telah banyak sekali konstribusi Muhammadiyah untuk bangsa Indonesia. Kemajuan bangsa Indonesia tidak lepas dari peran Muhammadiyah. Sejak awal berdiri hingga Muktamar Muhammadiyah ke 47 tanggal 3-7 Agustus 2015 yang lalu di Makasar. Muhammadiyah tetap mengharapkan Indonesia menjadi negara yang lebih maju.

Hal ini tercantum dalam tema yang diusung dalam Muktamar ke 47 yaitu “Gerakan Pencerahan Untuk Menuju Indonesia Berkemajuan”.

Begitu juga pada Muktamar Muhammadiyah yang ke 46 tahun 2010 di Yogyakarta yang mengusung tema “Islam yang Berkemajuan” yang kemudian secara formal dijadikan substansi tentang pandangan keislaman yang terkandung dalam pernyataan pikiran Muhammadiyah abad kedua.

Muhammadiyah menyebut dirinya sebagai gerakan “Islam Berkemajuan” adalah sebagai bentuk respons atas globalisasi yang muncul dalam pergumulan peradaban. Situasi zaman memaksa Muhammadiyah untuk mengejawantahkan visi berkemajuannya dalam praksis gerakan nyata.

Meminjam Istilah Din Syamsuddin (2015), berkemajuan menyiratkan adanya keberlangsungan, dan bahkan perkembangan, sebagai usaha yang terus-menerus untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermakna (sustainable development with meaning).

Muhammadiyah telah melakukan lompatan dalam meningkatkan sumber daya insani yang berkemajuan. Muhammadiyah sejak awal berdiri merancang sistem pendidikan Islam modern yang memadukan antara pendidikan agama dan umum serta mengintegrasikan sistem pendidikan sekolah dengan keluarga dan masyarakat.

“Konsep pendidikan seperti ini yang dulu digagas oleh pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan. Idenya sudah sangat maju, beliau sudah memproyeksikan pendidikan sebagai usaha untuk memodernisasi dan memajukan umat dan masyarakat. Melalui konsep tersebut, sebetulnya Muhammadiyah memiliki pondasi di dalam mengkonstruksikan pendidikan Islam bahkan membawa pendidikan nasional yang berkemajuan.

Muhammadiyah memandang bahwa Islam merupakan agama yang mengandung nilai-nilai dan ajaran tentang kemajuan dalam pandangan Islam melekat dengan misi kekhalifahan manusia yang sejalan dengan sunatullah kehidupan.

Karena itu, setiap muslim baik individu maupun kolektif berkewajiban menjadikan Islam sebagai agama kemajuan (din al hadharah) dan umat Islam sebagai pembawa misi kemajuan yang membawa rahmat bagi kehidupan.

Dalam mewujudkan pendidikan Islam yang berkemajuan Muhammadiyah menggunakan jalan dakwah dan tajdid. Kedua identitas Muhammadiyah tersebut tercantum dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah Pasal 1 ayat 1.

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam bertujuan untuk melaksanakan dan memperjuangkan keyakinan dan cita-cita hidupnya.

Muhammadiyah selalu mendasarkan pada prinsip-prinsip ajaran Islam, karena adanya keyakinan bahwa hanya Islamlah ajaran yang mampu mengatur tata kehidupan manusia yang dapat membawa kepada kesejahteraan hidup dunia dan akhirat.

Selanjutnya, Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dengan cara melakukan seruan dan ajakan kepada seluruh umat manusia untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Dakwah ini dilakukan melalui amar ma’ruf nahi munkar.

Sedangkan, Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan tajdid karena Muhammadiyah selalu berupaya melakukan koreksi dan evaluasi terhadap berbagai pemikiran dan pengamalan keagamaan dalam rangka pemurnian dalam bidang akidah dan ibadah yang disesuaikan dengan ajaran Alquran dan sunah.

Selain itu, Muhammadiyah selalu berusaha untuk melakukan pembaharuan dalam berbagai bidang kehidupan, yang disesuaikan dengan kemajuan zaman dengan tidak meninggalkan prinsip-prinsip Islam.

Demikianlah sedikit pemaparan tulisan artikel ini, semoga bisa menambah wawasan pengetahuan kita untuk terus berkiprah dan berjuang terhadap pendidikan Islam. Sehingga mewujudkan generasi yang rabani. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini